Microsoft Kembangkan Teknologi Sel Bahan Bakar Revolusioner

Rabu, 25 Juni 2014 - 16:54 WIB
Microsoft Kembangkan...
Microsoft Kembangkan Teknologi Sel Bahan Bakar Revolusioner
A A A
NEW YORK - Microsoft menggandeng University of Maryland, Redoks Power Systems LLC dan Trans-Tech Inc, mengembangkan teknologi sel bahan bakar revolusioner. Kelompok ini dianugerahi USD5 juta atau sekitar RP60,45 miliar oleh ARPA-E (Advanced Research Projects Agency-Energy) untuk mendanai proyek tersebut.

Dilansir dari Neowin, Rabu (25/6/2014), awalnya proyek dijalankan untuk menciptakan energi pusat data yang efisien dan lebih ramah lingkungan. Namun seiring aplikasi potensial, proyek menjadi tugas menjalankan misi membuat sel bahan bakar.

Senior Research Program Manager untuk Layanan Yayasan Global Microsoft, Sean James menjelaskan, visi kelompok ini untuk membawa pembangkit listrik langsung ke pusat data dengan mengintegrasikan tumpukan sel bahan bakar ke setiap server kabinet.

Nantinya, secara efektif akan meminimalisir kehilangan energi yang terjadi dalam rantai pasokan energi dan menggandakan efisiensi pusat data tradisional.

James menambahkan, jika proyek ini berhasil maka sistem yang dihasilkan dapat secara signifikan lebih murah daripada desain pusat data tradisional.

"Secara keseluruhan, kami percaya bahwa kemajuan yang dibuat suatu hari nanti akan mengubah arah permainan dalam hal bagaimana energi yang disampaikan dan dikelola," paparnya.

Keterlibatan Microsoft dalam proyek ini berpotensi lebih dari sekedar partisipasi melalui uji coba di pusat data. Sebab, sebagai mitra kunci dalam proyek, perusahaan asal negeri Paman Sam ini diharapkan dapat menjadi kekuatan utama mendorong adopsi teknologi dan membantu menurunkan harga teknologi tersebut.

"Dalam hal ini, mitra juga pelanggan potensial. Jika Microsoft mengadopsi sistem sel bahan bakar ini pada skala besar, mereka bisa menyediakan pasar awal yang tepat dan orang-orang kritis guna mendorong biaya sel bahan bakar turun lebih jauh," kata Kepala Kantor Teknologi Redoks, Bryan Blackburn.

Berkembangnya konten web dan layanan cloud, memaksa kebutuhan pusat data menjadi lebih besar dan lebih efisien. Untuk terus tumbuh, membuat penelitian seperti ini akan semakin penting.

Namun, teknologi ini juga memiliki aplikasi lebih luas, Redoks berharap sel bahan bakar gas alam transformasional pada akhirnya akan digunakan untuk pemanasan dan pendinginan untuk rumah, listrik generasi di toko-toko dan mall. Bahkan untuk transportasi.
(dyt)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7739 seconds (0.1#10.140)