Papan Skor Permainan Bola Bangsa Maya Kuno, Batu Berukir Melingkar Ini Berusia 1.000 Tahun
Sabtu, 15 April 2023 - 20:21 WIB
MEKSIKO CITY - Arkeolog Meksiko telah menemukan papan skor batu berusia 1.000 tahun, yang digunakan oleh bangsa Maya kuno. Batu berukir dan melingkar itu ditemukan di situs arkeologi Maya Chichen Itza di semenanjung Yucatan oleh Institut Antropologi dan Sejarah Nasional Meksiko (INAH).
Papan skor digunakan selama pertandingan mirip sepak bola yang disebut Pelota atau Maya Ballgame yang menggunakan bola berisi abu penguasa yang telah meninggal. Batu melingkar memiliki diameter lebih dari 32 cm dan berat 40 kg, menampilkan tulisan hieroglif yang mengelilingi dua pemain yang berdiri di samping bola.
“Di situs Maya ini, jarang ditemukan tulisan hieroglif, apalagi teks lengkap," kata Francisco Perez, salah satu arkeolog yang mengkoordinir penyelidikan dikutip dari laman Daily Mail, Sabtu (15/4/2023). Disk itu ditemukan terbalik di dekat lokasi gapura yang menuju ke kompleks Chichén Itzá.
Pemain di sebelah kanan tampak mengenakan pakaian tradisional pelindung pemain pelota, serta penutup kepala khusus yang ditutupi ular. Ini dikenal sebagai 'sorban ular', dan citranya sering terlihat pada artefak di Chichén Itzá, kota besar pra-Columbus yang dibangun oleh bangsa Maya.
Ular dianggap hewan suci dalam budaya Maya dan diyakini memiliki hubungan dengan dunia bawah dan dewa kesuburan. Serban ular biasanya dikenakan oleh orang-orang berpangkat tinggi, seperti raja dan pendeta, pada saat upacara dan ritual penting.
Kehadirannya di papan skor, serta fakta bahwa cakram batu yang begitu mendetail dibuat, menyoroti pentingnya permainan tersebut bagi bangsa Maya. Permainan ini diperkirakan dimainkan untuk tujuan seremonial, mungkin untuk memperingati anggota masyarakat yang penting.
Beberapa laporan mengatakan bahwa abu pemimpin yang mati dimasukkan ke dalam bola untuk permainan tersebut. Pemain lain memakai hiasan kepala berbulu dan selempang dengan bunga di atasnya, dianggap teratai air.
Papan skor digunakan selama pertandingan mirip sepak bola yang disebut Pelota atau Maya Ballgame yang menggunakan bola berisi abu penguasa yang telah meninggal. Batu melingkar memiliki diameter lebih dari 32 cm dan berat 40 kg, menampilkan tulisan hieroglif yang mengelilingi dua pemain yang berdiri di samping bola.
“Di situs Maya ini, jarang ditemukan tulisan hieroglif, apalagi teks lengkap," kata Francisco Perez, salah satu arkeolog yang mengkoordinir penyelidikan dikutip dari laman Daily Mail, Sabtu (15/4/2023). Disk itu ditemukan terbalik di dekat lokasi gapura yang menuju ke kompleks Chichén Itzá.
Pemain di sebelah kanan tampak mengenakan pakaian tradisional pelindung pemain pelota, serta penutup kepala khusus yang ditutupi ular. Ini dikenal sebagai 'sorban ular', dan citranya sering terlihat pada artefak di Chichén Itzá, kota besar pra-Columbus yang dibangun oleh bangsa Maya.
Ular dianggap hewan suci dalam budaya Maya dan diyakini memiliki hubungan dengan dunia bawah dan dewa kesuburan. Serban ular biasanya dikenakan oleh orang-orang berpangkat tinggi, seperti raja dan pendeta, pada saat upacara dan ritual penting.
Kehadirannya di papan skor, serta fakta bahwa cakram batu yang begitu mendetail dibuat, menyoroti pentingnya permainan tersebut bagi bangsa Maya. Permainan ini diperkirakan dimainkan untuk tujuan seremonial, mungkin untuk memperingati anggota masyarakat yang penting.
Beberapa laporan mengatakan bahwa abu pemimpin yang mati dimasukkan ke dalam bola untuk permainan tersebut. Pemain lain memakai hiasan kepala berbulu dan selempang dengan bunga di atasnya, dianggap teratai air.
tulis komentar anda