Perbedaan Fenomena Matahari Terbit dari Barat Versi Al-Qur'an dan Ilmuwan Barat
Jum'at, 12 Mei 2023 - 17:47 WIB
JAKARTA - Matahari terbit dari barat menjadi fenomena yang menakutkan bagi umat manusia. Pasalnya, fenomena ini menjadi tanda datangnya kiamat besar dan sudah diterangkan dalam Al-Qur'an maupun ditemukan faktanya oleh para ilmuwan.
Dalam buku 'Miracles of Al-Qur'an & As-Sunnah' mengungkapkan jika fakta dari fenomena matahari terbit dari arah barat bisa dipahami dari munculnya iklim selama zaman prasejarah seperti yang terekam dalam kerangka hewan dan sedimen massa es.
Selain itu, para peneliti juga telah mengamati adanya fosil laut, sedimen kontinental dan berbagai macam batu yang menyimpan bentuk kehidupan pada masa lalu. Batuan tersebut dijumpai di danau, sungai dan juga tepi pantai.
Dalam sebuah penelitian terbaru tentang perubahan iklim sebagaimana tercatat dalam lingkaran tahunan batang tanaman, telah menginformasikan adanya empat musim yaitu musim panas, musim gugur, musim dingin, dan musim semi.
Keempat musim tersebut biasanya terjadi mulai dari 12 bulan dalam setahun, beberapa minggu setiap bulan, dan beberapa siang dan malam setiap harinya.
Dari penelitian terbarunya itu, para ilmuwan menyadari jika jumlah hari dalam setahun menurun dari waktu ke waktu dan telah ditemukan fakta jika penurunan tersebut terjadi karena adanya penurunan rotasi bumi pada porosnya di depan matahari.
Penurunan rotasi bumi pada porosnya ini diketahui karena disebabkan adanya gesekan pasang dan surut serta bertiupnya angin dari arah yang berlawanan dengan rotasi. Kedua faktor tersebut guna menjadi rem yang dapat mengurangi kecepatan rotasi bumi.
Setelah menggambarkan sebuah grafik rotasi planet bumi kepada matahari. Para ilmuwan menemukan bahwa jumlah hari dalam setahun pada awal penciptaan lebih dari 2.000, sehingga dapat dilihat jika rotasi bumi dalam perkembangannya semakin menurun.
Dalam buku 'Miracles of Al-Qur'an & As-Sunnah' mengungkapkan jika fakta dari fenomena matahari terbit dari arah barat bisa dipahami dari munculnya iklim selama zaman prasejarah seperti yang terekam dalam kerangka hewan dan sedimen massa es.
Selain itu, para peneliti juga telah mengamati adanya fosil laut, sedimen kontinental dan berbagai macam batu yang menyimpan bentuk kehidupan pada masa lalu. Batuan tersebut dijumpai di danau, sungai dan juga tepi pantai.
Dalam sebuah penelitian terbaru tentang perubahan iklim sebagaimana tercatat dalam lingkaran tahunan batang tanaman, telah menginformasikan adanya empat musim yaitu musim panas, musim gugur, musim dingin, dan musim semi.
Keempat musim tersebut biasanya terjadi mulai dari 12 bulan dalam setahun, beberapa minggu setiap bulan, dan beberapa siang dan malam setiap harinya.
Dari penelitian terbarunya itu, para ilmuwan menyadari jika jumlah hari dalam setahun menurun dari waktu ke waktu dan telah ditemukan fakta jika penurunan tersebut terjadi karena adanya penurunan rotasi bumi pada porosnya di depan matahari.
Penurunan rotasi bumi pada porosnya ini diketahui karena disebabkan adanya gesekan pasang dan surut serta bertiupnya angin dari arah yang berlawanan dengan rotasi. Kedua faktor tersebut guna menjadi rem yang dapat mengurangi kecepatan rotasi bumi.
Setelah menggambarkan sebuah grafik rotasi planet bumi kepada matahari. Para ilmuwan menemukan bahwa jumlah hari dalam setahun pada awal penciptaan lebih dari 2.000, sehingga dapat dilihat jika rotasi bumi dalam perkembangannya semakin menurun.
tulis komentar anda