Sesuai Al-Quran, Ilmuwan Percaya Seluruh Alam Semesta Bakal Musnah
Senin, 05 Juni 2023 - 06:54 WIB
Sebelumnya, radiasi Hawking ini dipercaya hanya dimiliki lubang hitam. Terutama di event horizon atau cakrawala peristiwa. Yakni, titik gravitasi dimana semua benda tidak bisa lolos dari lubang hitam, termasuk cahaya sekalipun.
“Dalam waktu yang sangat lama, itu akan menyebabkan segala sesuatu di alam semesta akhirnya menguap, seperti lubang hitam. Ini tidak hanya mengubah pemahaman kita tentang radiasi Hawking tetapi juga pandangan kita tentang alam semesta dan masa depannya," beber profesor Heino. Para peneliti menerbitkan temuan mereka pada 2 Juni di jurnal Physical Review Letters.
Dalam makalahnya yang diterbitkan pada 1974, Hawking meramalkan bahwa gaya gravitasi ekstrem yang dirasakan di mulut lubang hitam—event horizon—akan memunculkan foton dengan cara ini.
Gravitasi, menurut teori relativitas umum Einstein, mendistorsi ruang-waktu, sehingga medan kuantum semakin melengkung dan semakin dekat dengan tarikan gravitasi yang sangat besar dari singularitas lubang hitam.
Karena ketidakpastian dan keanehan mekanika kuantum, Hawking mengatakan bahwa pelengkungan ini menciptakan kantong yang tidak rata dengan waktu pergerakan yang berbeda dan lonjakan energi di seluruh medan.
Ketidakcocokan energi ini membuat foton muncul di ruang yang terdistorsi di sekitar lubang hitam, menyedot energi dari medan lubang hitam sehingga mereka dapat muncul.
Jika partikel-partikel itu kemudian lolos dari lubang hitam, pencurian energi ini membuat Hawking menyimpulkan bahwa — dalam skala waktu yang jauh lebih lama dari usia alam semesta saat ini — lubang hitam pada akhirnya akan kehilangan semua energinya dan menghilang sepenuhnya.
“Dalam waktu yang sangat lama, itu akan menyebabkan segala sesuatu di alam semesta akhirnya menguap, seperti lubang hitam. Ini tidak hanya mengubah pemahaman kita tentang radiasi Hawking tetapi juga pandangan kita tentang alam semesta dan masa depannya," beber profesor Heino. Para peneliti menerbitkan temuan mereka pada 2 Juni di jurnal Physical Review Letters.
Distorsi Ruang Waktu
Menurut teori medan kuantum, tidak ada yang namanya ruang hampa kosong. Ruang hampa dipenuhi getaran kecil yang, jika diberi energi cukup, secara acak meledak menjadi partikel virtual. Sehingga menghasilkan kantung cahaya atau foton berenergi sangat rendah.Dalam makalahnya yang diterbitkan pada 1974, Hawking meramalkan bahwa gaya gravitasi ekstrem yang dirasakan di mulut lubang hitam—event horizon—akan memunculkan foton dengan cara ini.
Gravitasi, menurut teori relativitas umum Einstein, mendistorsi ruang-waktu, sehingga medan kuantum semakin melengkung dan semakin dekat dengan tarikan gravitasi yang sangat besar dari singularitas lubang hitam.
Karena ketidakpastian dan keanehan mekanika kuantum, Hawking mengatakan bahwa pelengkungan ini menciptakan kantong yang tidak rata dengan waktu pergerakan yang berbeda dan lonjakan energi di seluruh medan.
Ketidakcocokan energi ini membuat foton muncul di ruang yang terdistorsi di sekitar lubang hitam, menyedot energi dari medan lubang hitam sehingga mereka dapat muncul.
Jika partikel-partikel itu kemudian lolos dari lubang hitam, pencurian energi ini membuat Hawking menyimpulkan bahwa — dalam skala waktu yang jauh lebih lama dari usia alam semesta saat ini — lubang hitam pada akhirnya akan kehilangan semua energinya dan menghilang sepenuhnya.
(dan)
tulis komentar anda