Astronom Tuding Lubang Hitam Jadi Pemicu Ledakan Terbesar di Alam Semesta
loading...
A
A
A
LONDON - Para astronom masih belum mengetahui pasti penyebab ledakan kosmik terbesar di alam semesta yang diberi nama AT2021lwx. Namun, para astronom menduga ledakan yang berkekuatan kira-kira 100 kali energi matahari ini dipicu oleh aktivitas lubang hitam .
Para astronom mengatakan sepanjang aktivitas alam semesta yang berusia 6 miliar tahun, ini merupakan ledakan kosmik paling kuat. Ledakan ini juga paling misterius karena berlangsung selama bertahun-tahun dan 10 kali lebih terang supernova.
“Sebagian besar peristiwa supernova dan gangguan pasang surut (tidal disruption) atau kilatan terang yang terjadi saat lubang hitam mengoyak bintang pengembara, hanya berlangsung selama beberapa bulan. Untuk suatu objek yang cerah terjadi selama dua tahun lebih menjadi sangat tidak biasa,” kata Philip Wiseman, astronom University of Southampton di Inggris dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Selasa (16/5/2023).
Para astronom menduga peristiwa ledakan dahsyat AT2021lwx yang berjarak 8 miliar tahun cahaya dari Bumi dipicu oleh lubang hitam yang berantakan. Memang penyebabnya masih misterius, hanya saja kemungkinan terbesar akibat awan gas hidrogen raksasa yang ribuan kali lebih besar dari matahari dilahap oleh lubang hitam supermasif.
Saat bongkahan awan tertelan, gelombang kejut melintasi gas panas yang tersisa, menghasilkan ledakan raksasa yang cahayanya telah membombardir Bumi selama lebih dari dua tahun dan belum padam. “Kami menemukan ini secara kebetulan, seperti yang ditandai oleh algoritme pencarian kami ketika kami sedang mencari jenis supernova,” ujar Philip Wiseman.
Dengan menggunakan dua sistem teleskop yang dirancang untuk survei langit para peneliti mendeteksi cahaya terang dan berkedip dari peristiwa yang jauh. Kedua teleskop yang digunakan, adalah Zwicky Transient Facility di California dan Sistem Peringatan Terakhir Asteroid Terrestrial-impact (ATLAS) di Hawaii.
Diketahui, lubang hitam lahir dari runtuhnya bintang raksasa dan tumbuh dengan melahap gas, debu, bintang, dan lubang hitam lainnya. Untuk beberapa lubang hitam yang rakus, gesekan menyebabkan material yang berputar ke dalam rahangnya memanas dan memancarkan cahaya yang dapat dideteksi oleh teleskop dan mengubahnya menjadi apa yang disebut inti galaksi aktif (AGN).
AGN paling ekstrem adalah quasar, lubang hitam supermasif miliaran kali lebih berat dari matahari yang menumpahkan kepompong gasnya dengan ledakan cahaya triliunan kali lebih bercahaya daripada bintang paling terang. Meskipun memancarkan cahaya sangat terang, ledakan quasar sangat singkat.
“Ledakan AT2021lwx ini berbeda dengan quasar. Ledakan ini kecerahannya paling terang di alam semesta, yang belum pernah terjadi sebelumnya,” ujar Mark Sullivan, profesor astronomi di University of Southampton. Para peneliti menerbitkan temuan mereka pada 11 Mei di jurnal Monthly Notices of the Royal Astronomical Society
Untuk mengkonfirmasi identitas objek yang menyebabkan ledakan, para peneliti kini mempelajari ledakan tersebut secara lebih rinci dengan memindai panjang gelombang. Ini bisa mengungkap bentuk permukaan, suhu, dan proses misterius yang menghasilkan cahaya terang.
Para astronom mengatakan sepanjang aktivitas alam semesta yang berusia 6 miliar tahun, ini merupakan ledakan kosmik paling kuat. Ledakan ini juga paling misterius karena berlangsung selama bertahun-tahun dan 10 kali lebih terang supernova.
“Sebagian besar peristiwa supernova dan gangguan pasang surut (tidal disruption) atau kilatan terang yang terjadi saat lubang hitam mengoyak bintang pengembara, hanya berlangsung selama beberapa bulan. Untuk suatu objek yang cerah terjadi selama dua tahun lebih menjadi sangat tidak biasa,” kata Philip Wiseman, astronom University of Southampton di Inggris dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Selasa (16/5/2023).
Para astronom menduga peristiwa ledakan dahsyat AT2021lwx yang berjarak 8 miliar tahun cahaya dari Bumi dipicu oleh lubang hitam yang berantakan. Memang penyebabnya masih misterius, hanya saja kemungkinan terbesar akibat awan gas hidrogen raksasa yang ribuan kali lebih besar dari matahari dilahap oleh lubang hitam supermasif.
Saat bongkahan awan tertelan, gelombang kejut melintasi gas panas yang tersisa, menghasilkan ledakan raksasa yang cahayanya telah membombardir Bumi selama lebih dari dua tahun dan belum padam. “Kami menemukan ini secara kebetulan, seperti yang ditandai oleh algoritme pencarian kami ketika kami sedang mencari jenis supernova,” ujar Philip Wiseman.
Dengan menggunakan dua sistem teleskop yang dirancang untuk survei langit para peneliti mendeteksi cahaya terang dan berkedip dari peristiwa yang jauh. Kedua teleskop yang digunakan, adalah Zwicky Transient Facility di California dan Sistem Peringatan Terakhir Asteroid Terrestrial-impact (ATLAS) di Hawaii.
Diketahui, lubang hitam lahir dari runtuhnya bintang raksasa dan tumbuh dengan melahap gas, debu, bintang, dan lubang hitam lainnya. Untuk beberapa lubang hitam yang rakus, gesekan menyebabkan material yang berputar ke dalam rahangnya memanas dan memancarkan cahaya yang dapat dideteksi oleh teleskop dan mengubahnya menjadi apa yang disebut inti galaksi aktif (AGN).
AGN paling ekstrem adalah quasar, lubang hitam supermasif miliaran kali lebih berat dari matahari yang menumpahkan kepompong gasnya dengan ledakan cahaya triliunan kali lebih bercahaya daripada bintang paling terang. Meskipun memancarkan cahaya sangat terang, ledakan quasar sangat singkat.
“Ledakan AT2021lwx ini berbeda dengan quasar. Ledakan ini kecerahannya paling terang di alam semesta, yang belum pernah terjadi sebelumnya,” ujar Mark Sullivan, profesor astronomi di University of Southampton. Para peneliti menerbitkan temuan mereka pada 11 Mei di jurnal Monthly Notices of the Royal Astronomical Society
Untuk mengkonfirmasi identitas objek yang menyebabkan ledakan, para peneliti kini mempelajari ledakan tersebut secara lebih rinci dengan memindai panjang gelombang. Ini bisa mengungkap bentuk permukaan, suhu, dan proses misterius yang menghasilkan cahaya terang.
(wib)