Retakan Raksasa Perlahan Membelah Benua Afrika

Sabtu, 17 Juni 2023 - 18:14 WIB
“Keberadaan retakan timur dan barat serta penemuan zona gempa bumi dan gunung berapi lepas pantai menunjukkan bahwa Afrika perlahan-lahan makin terbuka di sepanjang beberapa garis. Retakan ini bergerak lebih dari 6,35 milimeter per tahun,” kata Ebinger.

Ilmuwan Berbeda Pendapat

Gerakan retakan East African Rift yang sangat lambat, menurut Ken Macdonald, profesor emeritus Ilmu Bumi di University of California, Santa Barbara, sama dengan pertumbuhan kuku kaki manusia. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan, apakah celah ini akan semakin lebar dan kapan benua Afrika benar-benar terpisah menjadi dua?



East African Rift adalah jaringan lembah yang membentang dari Laut Merah hingga Mozambik. Foto/Live Science

Atau retakan ini akan berhenti dan gagal memisahkan benua Afrika. Kondisi ini terjadi pada kasus Celah Midcontinent, yang melengkung sekitar 3.000 km melintasi Upper Midwest Amerika Utara, seperti ditulis jurnal GSA Today pada tahun 2022.

“Kita belum tahu apakah keretakan terus berlanjut dengan kecepatan saat ini untuk akhirnya membuka cekungan samudra, seperti Laut Merah. Atau, kemudian menjadi sesuatu yang jauh lebih besar, seperti versi kecil Samudra Atlantik," kata Macdonald.



Sedangkan Ebinger cenderung mengatakan, celah ini akan gagal memisahkan benua Afrika karena bergerak sangat lambat. “Membutuhkan waktu 1 juta hingga 5 juta tahun untuk retakan ini menciptakan celah di Etiopia dan Kenya,” katanya.

Dia menegaskan, Afrika mungkin tidak terbelah dua. Kekuatan geologis yang mendorong retakan mungkin terbukti terlalu lambat untuk memisahkan lempeng Somalia dan Nubia (Afrika). “Keretakan yang gagal menandai daratan benua di seluruh dunia,” kata Ebinger.
(wib)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More