Satelit ESA Rekam Gelombang Panas Laut Hantam Atlantik Utara

Sabtu, 24 Juni 2023 - 07:03 WIB
“Dibandingkan periode tahun 1961 hingga 1990, suhu rata-rata selama bulan Mei naik sekitar 1,25 derajat Celcius,” ujar profesor Albert Klein Tank, kepala Met Office Hadley Centre.

Dia menjelaskan, angin sepoi-sepoi yang tidak biasa di atas lautan berkontribusi pada pemanasan suhu laut yang tidak terduga. Apalagi pada bulan Juni tercatat suhu mencapai rekor terpanas secara global, ikut mendorong kenaikan suhu air laut.

“Biasanya, debu yang terbawa udara dari Sahara membantu mendinginkan wilayah ini dengan memblokir dan memantulkan sebagian energi matahari. Namun, angin yang lebih lemah dari rata-rata telah mengurangi jumlah debu di atmosfer yang berpotensi menyebabkan suhu lebih tinggi,” kata Tank.

Gelombang panas laut di samudra Atlantik Utara bertepatan dengan permulaan pola pemanasan El Nimo yang telah berkembang di Pasifik dalam beberapa bulan terakhir. Kondisi ini juga cenderung memiliki konsekuensi luas di seluruh dunia.



Para ilmuwan khawatir bahwa gelombang panas laut ekstrem saat ini hanyalah awal dari apa yang mungkin menjadi musim panas yang menantang dari cuaca ekstrem selanjutnya. “Ini adalah situasi global yang sangat mengejutkan karena pemanasan saat ini pada akhirnya akan terdorong ke dalam kolom air laut," kata Donlon.

Jules Kajtar dari National Oceanography Centre, Southampton, Inggris, mengatakan kepada Science Museum Group bahwa suhu laut yang luar biasa hangat dapat berdampak buruk pada ekosistem laut di perairan Inggris.

“Alasan kami khawatir adalah ekosistem di perairan Inggris belum pernah mengalami suhu seperti ini di tahun sebelumnya. Lautan yang memanas dapat membuat air menjadi lebih asam dan mendorong penurunan kadar oksigen di dalam air,” ujarnya.
(wib)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More