Penyesalan Ilmuwan Oppenheimer Meledakkan Bom Atom: Saya Menjadi Maut Penghancur Dunia!
Selasa, 18 Juli 2023 - 10:02 WIB
Surat itu berisi kekhawatiran Einstein bahwa para ilmuwan Jerman di bawah rezim Adolf Hitler berhasil membelah atom uranium. Artinya, mereka setahap lagi memperoleh bom nuklir.
Maka, tim The Manhattan Project diam-diam mengembangkan senjata di Laboratorium Los Alamos selama Perang Dunia II. Oppenheimer juga menjadi orang yang menyaksikan bom meledak, melepaskan awan jamur setinggi 40.000 kaki.
Ia menggambarkan momen itu sebagai sesuatu yang mengerikan. “Saya ingat baris dari kitab suci Hindu Bhagavad-Gita,” katanya. “Sekarang saya menjadi Maut (pencabut nyawa), sang penghancur dunia,”.
Pada 6 Agustus, AS menjatuhkan bom di Hiroshima, Jepang, memusnahkan 90 persen kota dan membunuh 80.000 orang. Tiga hari kemudian, AS membunuh 40.000 orang di Nagasaki dengan bom nulir lainnya. Puluhan ribu lainnya menyusul tewas karena paparan radiasi. Jepang menyerah beberapa hari setelah pengeboman kedua, mengakhiri Perang Dunia II.
Ilmuwan Terkejut
Ketika dampak kehancuran mengerikan sampai ke ilmuwan The Manhattan Project, banyak yang mulai mempertanyakan apa yang telah mereka lakukan.Pada akhir Oktober, Oppenheimer mengunjungi Presiden Harry S. Truman, yang menyetujui penggunaan kedua bom tersebut, untuk berbicara dengannya tentang menempatkan kontrol internasional pada senjata nuklir.
Truman, yang khawatir dengan prospek pengembangan nuklir Uni Soviet, justru memecat Oppenheimer. Oppenheimer berkata kepada Truman bahwa ia ingin bertindak karena merasakan “darah di tangannya”.
Namun, dibalas oleh Truman yang marah kepada ilmuwan itu: “Tidak usah khawatir, darah ada di tangan saya,”.
tulis komentar anda