Implan Otak dengan Kecerdasan Buatan Bikin Pasien Lumpuh Kembali Bergerak

Rabu, 02 Agustus 2023 - 20:56 WIB
Implan otak di pasien yang mengalami kelumpuhan hingga membuatnya bisa kembali menggerakkan tangan. Foto: Engadget
NEW YORK - Kecerdasan buatan (AI) dipakai di banyak sektor, termasuk kesehatan. Terbaru, implan otak berbasis AI yang memungkinkan pasien lumpuh mendapatkan kembali kemampuan geraknya. Bagaimana caranya?

Ini terjadi pada pria asal New York Keith Thomas yang mengalami kecelakaan hingga tulang C4 dan C5-nya rusak sampai membuatnya lumpuh. Yang luar biasa, Keith bisa menggerakkan kembali anggota badannya berkat teknologi implan otak dengan AI.

Thomas dapat menggerakkan lengannya sesuka hati. Ia juga merasakan saudara perempuannya memegang tangannya. Teknologi implan otak AI tersebut dikembangkan oleh Institut Bioelektronik Feinstein Health Northwell.



Menanam Komputer di dalam Otak

Untuk diketahui, implan otak AI dilakukan dengan menghabiskan waktu selama berbulan-bulan. Pertama-tama, ilmuwan akan melakukan pemetaan otak menggunakan Magnetic resonance imaging (MRI) untuk menunjukkan bagian otak yang bertanggung jawab atas gerakan lengan dan indra peraba di tangan.

Setelah pemetaan berhasil dilakukan dengan akurat, ahli bedah melakukan prosedur 15 jam untuk menanamkan microchip ke dalam otak. Dikatakan bahwa pada fase ini, Thomas terbangun dan ia memberi tahu bahwa ia mulai mendapat sensasi gerakan.

Sementara microchip sudah ditanam di dalam tubuhnya, tim juga memasang port eksternal di atas kepalanya. Port tersebut terhubung ke komputer dengan algoritma AI untuk menginterpretasikan pemikirannya dan mengubah menjadi tindakan.

Para peneliti menyebut pendekatan ini sebagai terapi yang digerakkan oleh pikiran. Sebab, semuanya dimulai dengan niat pasien. Jika dia berpikir ingin menggerakkan tangannya, misalnya, implan otaknya akan mengirimkan sinyal ke komputer.

Di sini kemudian akan mengirimkan sinyal ke patch elektroda di tulang belakang dan otot tangan pasien untuk merangsang gerakan. Mereka juga menempelkan sensor ke ujung jari dan telapak tangan Thomas, untuk merangsang sensasi.

Berkat sistem ini, Thomas bisa kembali sembuh. Walaupun dia harus selalu terhubung ke komputer, para peneliti mengatakan Thomas telah menunjukkan tanda-tanda pemulihan bahkan saat sistem mati.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More