Canggih, Ini Mesin untuk Menjaga Otot Astronot di Luar Angkasa
Senin, 11 September 2023 - 09:21 WIB
JAKARTA - Menjelajahi luar angkasa bukan sekadar melawan gravitasi dan menikmati pemandangan. Teknik untuk mempertahankan kesehatan otot para astronot juga tengah dikembangkan.
Para astronot Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) kerap digambarkan bersenang-senang melayang-layang di udara karena daya gravitasinya sangat kecil. Kelihatannya sangat menyenangkan, dan banyak astronot melaporkan bahwa mereka bersenang-senang, namun hal ini bukannya tanpa konsekuensi.
Dilansir dari Slash Gear, Senin (11/9/2023) salah satu masalah terbesar yang berdampak pada kesehatan manusia di luar angkasa adalah atrofi otot. Biasanya, di Bumi, otot-otot manusia terus-menerus bekerja, ketika berjalan atau berolahraga. Bahkan ketika seseorang tidak bergerak, otot-otot tersebut harus bekerja untuk membuat tetap tegak melawan gaya gravitasi.
Dalam lingkungan yang punya gaya berat mikro seperti ruang angkasa, otot tidak melakukan pekerjaan itu. Maka, otot memerlukan perawatan yang konstan, astronot dapat dengan cepat kehilangan massa otot ketika mereka menghabiskan waktu di luar angkasa.
Untuk mengatasi hal ini, astronot di ISS menghabiskan hingga beberapa jam setiap hari untuk berolahraga, menggunakan mesin seperti ARED, atau Advanced Resistive. Perangkat ini menggunakan silinder vakum untuk menciptakan gaya, yang kemudian dapat didorong oleh para astronot saat melakukan latihan seperti squat dan deadlift supaya membantu mereka tetap menggunakan otot bahkan tanpa gravitasi.
Mesin ARED membantu menjaga kesehatan astronot ISS, tetapi volumenya besar dan butuh banyak ruang. Oleh karena itu, para peneliti mencari cara lain bagi astronot untuk melawan atrofi otot.
Badan Antariksa Eropa (ESA) berencana menguji metode yang disebut stimulasi listrik di ISS. Cara kerjanya dengan mengalirkan arus listrik terkontrol ke otot-otot astronot, seperti otot di kaki. Bantalan menempel pada kulit yang mengalirkan arus. Setelah itu, massa otot dan kekuatan para astronot diperiksa untuk melihat pemulihannya.
Para peneliti juga berencana menggunakan metode seperti pemindaian MRI, analisis mikrosirkulasi, dan sampel darah untuk memeriksa kesehatan astronot dan melihat apakah rangsangan otot berpengaruh.
Para astronot Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) kerap digambarkan bersenang-senang melayang-layang di udara karena daya gravitasinya sangat kecil. Kelihatannya sangat menyenangkan, dan banyak astronot melaporkan bahwa mereka bersenang-senang, namun hal ini bukannya tanpa konsekuensi.
Dilansir dari Slash Gear, Senin (11/9/2023) salah satu masalah terbesar yang berdampak pada kesehatan manusia di luar angkasa adalah atrofi otot. Biasanya, di Bumi, otot-otot manusia terus-menerus bekerja, ketika berjalan atau berolahraga. Bahkan ketika seseorang tidak bergerak, otot-otot tersebut harus bekerja untuk membuat tetap tegak melawan gaya gravitasi.
Dalam lingkungan yang punya gaya berat mikro seperti ruang angkasa, otot tidak melakukan pekerjaan itu. Maka, otot memerlukan perawatan yang konstan, astronot dapat dengan cepat kehilangan massa otot ketika mereka menghabiskan waktu di luar angkasa.
Untuk mengatasi hal ini, astronot di ISS menghabiskan hingga beberapa jam setiap hari untuk berolahraga, menggunakan mesin seperti ARED, atau Advanced Resistive. Perangkat ini menggunakan silinder vakum untuk menciptakan gaya, yang kemudian dapat didorong oleh para astronot saat melakukan latihan seperti squat dan deadlift supaya membantu mereka tetap menggunakan otot bahkan tanpa gravitasi.
Mesin ARED membantu menjaga kesehatan astronot ISS, tetapi volumenya besar dan butuh banyak ruang. Oleh karena itu, para peneliti mencari cara lain bagi astronot untuk melawan atrofi otot.
Badan Antariksa Eropa (ESA) berencana menguji metode yang disebut stimulasi listrik di ISS. Cara kerjanya dengan mengalirkan arus listrik terkontrol ke otot-otot astronot, seperti otot di kaki. Bantalan menempel pada kulit yang mengalirkan arus. Setelah itu, massa otot dan kekuatan para astronot diperiksa untuk melihat pemulihannya.
Para peneliti juga berencana menggunakan metode seperti pemindaian MRI, analisis mikrosirkulasi, dan sampel darah untuk memeriksa kesehatan astronot dan melihat apakah rangsangan otot berpengaruh.
tulis komentar anda