Spesifikasi Satelit Sinar-X 'Moon Sniper' Jepang, Dirancang Mendarat Secara Presisi di Bulan

Minggu, 17 September 2023 - 18:05 WIB
Jepang meluncurkan pesawat luar angkasa eksplorasi bulan menggunakan roket H-IIA dari Pusat Antariksa Tanegashima. Foto/Jaxa/Reuters
TOKYO - Jepang meluncurkan pesawat luar angkasa eksplorasi bulan menggunakan roket H-IIA dari Pusat Antariksa Tanegashima, Kamis 7 September 2023. Misi ini bermuatan satelit revolusioner untuk mengungkap benda-benda langit dan pendarat bulan "Moon Sniper".

Satelit ini disebut Misi Pencitraan dan Spektroskopi Sinar-X (X-Ray Imaging and Spectroscopy Mission atau XRISM (dibaca “crism”). Satelit XRISM merupakan misi gabungan antara Badan Penjelajah antariksa Jepang (Japan Aerospace Exploration Agency/JAXA) dan NASA, bersama dengan partisipasi dari Badan Antariksa Eropa (ESA) dan Badan Antariksa Kanada (Canadian Space Agency/CSA).

Selain itu, misi ini membawa Pendarat Cerdas untuk Investigasi Bulan atau Smart Lander for Investigating Moon (SLIM). Pendarat eksplorasi skala kecil ini dirancang untuk mendemonstrasikan pendaratan "tepat" di lokasi tertentu dalam jarak 100 meter, menggunakan teknologi pendaratan presisi tinggi.





“Ketepatannya menyebabkan julukan misi tersebut, Moon Sniper,” tulis laman 9news dikutip SINDOnews Minggu (17/9/2023). Ini adalah pesawat ruang angkasa ringan seberat 700 kg yang dirancang untuk mendemonstrasikan sistem navigasi untuk pendaratan di bulan, tepat di medan yang terjal.

Moon Sniper mengarahkan target pendaratannya ke sebuah kawah. Sementara itu, SLIM akan menggunakan sistem propulsinya sendiri untuk menuju bulan.



Tidak seperti misi pendarat lainnya yang bertujuan ke kutub selatan bulan, SLIM menargetkan lokasi di dekat kawah kecil yang disebut Shioli, di sekitar Laut Nektar. Di sini mana SLIM akan menyelidiki komposisi batuan yang dapat membantu para ilmuwan mengungkap asal usul bulan.

Lokasi pendaratannya berada tepat di sebelah selatan Laut Ketenangan, tempat Apollo 11 mendarat di dekat ekuator bulan pada tahun 1969. Mencapai pendaratan yang tepat di bulan adalah target utama JAXA dan badan antariksa lainnya.



Daerah yang kaya sumber daya, seperti kutub selatan bulan dan daerah yang dipenuhi air es dan dibayangi secara permanen, juga menimbulkan sejumlah bahaya berupa kawah dan bebatuan. Misi masa depan harus bisa mendarat di area sempit untuk menghindari fitur-fitur ini.

SLIM juga memiliki desain ringan yang dapat bermanfaat bagi lembaga-lembaga yang merencanakan misi lebih sering dan menjelajahi bulan di sekitar planet lain seperti Mars. Pesawat ruang angkasa tersebut akan tiba di orbit bulan sekitar tiga hingga empat bulan setelah peluncuran, mengorbit bulan selama satu bulan.
(wib)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More