Karya Anak Bangsa, Alat Monitor Kadar Gula Darah Akurat Pasien Diabetes
Senin, 25 September 2023 - 08:08 WIB
JAKARTA - Kadar glukosa darah pasien Diabetes Melitus Tipe 1 harus terpantau secara rutin. Kini, untuk memudahkan proses pemantauan tersebut telah ada stiker biosensor kadar gula darah yang cepat dan akurat.
Ternyata sensor tersebut buatan anak bangsa Indonesia. Tiga mahasiswa Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia (DTE FTUI) merancang sensor untuk memonitor kadar gula darah secara real time dan non-invasif bernama Wireless Multicolor Patch Biosensor (WMPB).
”Kebutuhan akan alat yang dapat memonitoring kadar glukosa darah pasien Diabetes Melitus Tipe 1 semakin besar. Tim kami melihat bahwa alat monitoring ini membutuhkan bantuan alat biosensor yang mempermudah pemantauan secara real time dan tidak menyulitkan bagi para pasien,” kata Dosen DTE FTUI, Siti Fauziyah Rahman, S.T., M. Eng., Ph.D. dalam siaran pers, Senin (25/92023).
Beberapa kelebihan inovasi yang ditawarkan oleh alat biosensor ini, yaitu non-invasif artinya pasien tidak akan mengalami kesakitan, berbasis IoT dan emergency warning yang secara aksesibiltas memudahkan pasien, serta real-time monitoring artinya dapat diawasi secara kontinyu.
Alat biosensor WMPB berbentuk stiker yang akan mengalami perubahan warna sesuai dengan kandungan glukosa yang terdeteksi dalam darah. Alat ini juga dilengkapi dengan Bluetooth agar pengguna dapat mengakses data kadar glukosa tersebut secara nirkabel melalui divais personal secara real-time dan kontinu.
Untuk menghubungkan alat dengan divais personal, biosensor ini terhubung dengan Printed Circuit Board (PCB) dan dapat dikoneksikan secara nirkabel melalui Bluetooth 5.3. Sensor tersebut telah terverifikasi menghasilkan output deteksi yang akurat dan diharapkan memonitoring kadar glukosa pasien Diabetes Tipe-1.
Penggunaan stiker pada sensor ini dilakukan dengan melekatkan bagian adhesive tape pada kulit. Nantinya akan terjadi reverse iontophoresis, yaitu pelepasan molekul dari dalam tubuh untuk dapat dideteksi oleh sensor tersebut. Kemudian, glukosa akan tercuplik oleh elektroda. Output elektroda tersebut akan diolah oleh PCB untuk menghasilkan kadar glukosa darah.
"Hasil pengukuran ini dapat ditampilkan dalam dua macam interface, yaitu pada aplikasi smartphone yang dilengkapi fitur rekam medis dan notifikasi serta indikator warna sensor,” kata salah satu anggota tim Ahmad Daelamy.
Selain Daelamy, anggota tim lainnya mahasiswi FTUI angkatan 2021 bernama Fathia Maheswari Nugraha dan Yasmina Ashfa Zahidah. Mereka merancang sensor ini mengusung Tim Biomaddict.
Dekan FTUI, Prof. Dr. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., mengapresiasi karya inovatif ini. Lantaran idenya mengikuti perkembangan zaman. "Era modern saat ini, penggunaan teknologi Internet of Things memang menjadi marak digunakan karena berdampak tinggi. Solusi ini berpotensi besar untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan mempermudah pengelolaan kondisi kesehatan mereka," kata Heri.
Ternyata sensor tersebut buatan anak bangsa Indonesia. Tiga mahasiswa Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia (DTE FTUI) merancang sensor untuk memonitor kadar gula darah secara real time dan non-invasif bernama Wireless Multicolor Patch Biosensor (WMPB).
”Kebutuhan akan alat yang dapat memonitoring kadar glukosa darah pasien Diabetes Melitus Tipe 1 semakin besar. Tim kami melihat bahwa alat monitoring ini membutuhkan bantuan alat biosensor yang mempermudah pemantauan secara real time dan tidak menyulitkan bagi para pasien,” kata Dosen DTE FTUI, Siti Fauziyah Rahman, S.T., M. Eng., Ph.D. dalam siaran pers, Senin (25/92023).
Beberapa kelebihan inovasi yang ditawarkan oleh alat biosensor ini, yaitu non-invasif artinya pasien tidak akan mengalami kesakitan, berbasis IoT dan emergency warning yang secara aksesibiltas memudahkan pasien, serta real-time monitoring artinya dapat diawasi secara kontinyu.
Alat biosensor WMPB berbentuk stiker yang akan mengalami perubahan warna sesuai dengan kandungan glukosa yang terdeteksi dalam darah. Alat ini juga dilengkapi dengan Bluetooth agar pengguna dapat mengakses data kadar glukosa tersebut secara nirkabel melalui divais personal secara real-time dan kontinu.
Untuk menghubungkan alat dengan divais personal, biosensor ini terhubung dengan Printed Circuit Board (PCB) dan dapat dikoneksikan secara nirkabel melalui Bluetooth 5.3. Sensor tersebut telah terverifikasi menghasilkan output deteksi yang akurat dan diharapkan memonitoring kadar glukosa pasien Diabetes Tipe-1.
Penggunaan stiker pada sensor ini dilakukan dengan melekatkan bagian adhesive tape pada kulit. Nantinya akan terjadi reverse iontophoresis, yaitu pelepasan molekul dari dalam tubuh untuk dapat dideteksi oleh sensor tersebut. Kemudian, glukosa akan tercuplik oleh elektroda. Output elektroda tersebut akan diolah oleh PCB untuk menghasilkan kadar glukosa darah.
"Hasil pengukuran ini dapat ditampilkan dalam dua macam interface, yaitu pada aplikasi smartphone yang dilengkapi fitur rekam medis dan notifikasi serta indikator warna sensor,” kata salah satu anggota tim Ahmad Daelamy.
Selain Daelamy, anggota tim lainnya mahasiswi FTUI angkatan 2021 bernama Fathia Maheswari Nugraha dan Yasmina Ashfa Zahidah. Mereka merancang sensor ini mengusung Tim Biomaddict.
Dekan FTUI, Prof. Dr. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., mengapresiasi karya inovatif ini. Lantaran idenya mengikuti perkembangan zaman. "Era modern saat ini, penggunaan teknologi Internet of Things memang menjadi marak digunakan karena berdampak tinggi. Solusi ini berpotensi besar untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan mempermudah pengelolaan kondisi kesehatan mereka," kata Heri.
(msf)
tulis komentar anda