Ilmuwan Temukan Dampak Ledakan Komet yang Hantam Suriah 12.800 Tahun Lalu
Senin, 09 Oktober 2023 - 17:44 WIB
DAMASKUS - Ilmuwan menemukan sebuah desa yang punah di Suriah utara sebagai contoh paling awal komunitas masyarakat yang secara tidak langsung terkena dan dihancurkan oleh komet besar. Tabrakan komet yang menghantam Bumi 12.800 tahun yang lalu juga memicu perubahan gaya hidup berburu ke pertanian.
Interpretasi baru tim ilmuwan terhadap material yang digali dari desa prasejarah Abu Hureyra, yang kini terendam di bawah waduk Danau Assad di Suriah utara. Ilmuwan juga menunjukkan perubahan drastis dalam iklim lokal saat Bumi bertabrakan dengan pecahan selebar 100 kilometer benda es yang hancur disebut Centaur.
Benda-benda ini memiliki sifat ganda yaitu terlihat seperti asteroid tetapi meninggalkan jejak gas dan debu seperti komet. Dalam peristiwa yang dikenal sebagai ledakan udara, salah satu potongan komet yang dipenuhi dengan panas yang sangat besar diperkirakan telah meledak jauh di atmosfer planet ini dan menghujani gelombang kejut yang hebat ke seluruh desa, sehingga memusnahkan para pemukimnya.
Para ilmuwan juga menduga peristiwa tersebut, yang disebut Hipotesis Dampak Dryas Muda, menyelimuti wilayah tersebut dengan debu. Peristiwa itu menghalangi sinar matahari dan memicu musim dingin yang sangat dingin.
Sebelum tabrakan komet, catatan menunjukkan para pemukim sebagian besar mengonsumsi buah-buahan liar, beri, dan polong-polongan. Sedangkan, sisa-sisa pasca-tabrakan komet menunjukkan pola makan mereka beralih ke biji-bijian dan lentil, yang merupakan hasil eksperimen awal dalam budidaya.
Wilayah ini juga mengalami lonjakan tanaman tahan kekeringan, yang mencerminkan perubahan dari iklim dingin ke iklim yang lebih kering. “Penduduk desa mulai menanam jelai, gandum, dan kacang-kacangan,” kata James Kennett, profesor emeritus di Universitas California Santa Barbara dikutip SINDOnews dari laman Space, Senin (9/10/2023).
Tabrakan komet tersebut juga memicu perubahan dramatis dalam gaya hidup dari berburu ke pertanian dan beternak dengan menangkarkan hewan liar. “Berdasarkan analisis saat ini, ini akan menjadi contoh paling awal dari pemukiman manusia yang terkena dampak dahsyat akibat peristiwa dampak kosmik,” tulis para peneliti.
Temuan ini konsisten dengan hipotesis tahun 2007 bahwa planet kita menyaksikan beberapa ledakan komet di seluruh benua. Bagian dari komet raksasa yang meledak di desa Suriah juga menghujani lebih dari 50 lokasi yang diketahui di setidaknya lima benua, kata para peneliti. Penelitian ini dimuat dalam makalah yang diterbitkan 28 September di jurnal Airbursts and Cratering Impacts.
Interpretasi baru tim ilmuwan terhadap material yang digali dari desa prasejarah Abu Hureyra, yang kini terendam di bawah waduk Danau Assad di Suriah utara. Ilmuwan juga menunjukkan perubahan drastis dalam iklim lokal saat Bumi bertabrakan dengan pecahan selebar 100 kilometer benda es yang hancur disebut Centaur.
Benda-benda ini memiliki sifat ganda yaitu terlihat seperti asteroid tetapi meninggalkan jejak gas dan debu seperti komet. Dalam peristiwa yang dikenal sebagai ledakan udara, salah satu potongan komet yang dipenuhi dengan panas yang sangat besar diperkirakan telah meledak jauh di atmosfer planet ini dan menghujani gelombang kejut yang hebat ke seluruh desa, sehingga memusnahkan para pemukimnya.
Para ilmuwan juga menduga peristiwa tersebut, yang disebut Hipotesis Dampak Dryas Muda, menyelimuti wilayah tersebut dengan debu. Peristiwa itu menghalangi sinar matahari dan memicu musim dingin yang sangat dingin.
Sebelum tabrakan komet, catatan menunjukkan para pemukim sebagian besar mengonsumsi buah-buahan liar, beri, dan polong-polongan. Sedangkan, sisa-sisa pasca-tabrakan komet menunjukkan pola makan mereka beralih ke biji-bijian dan lentil, yang merupakan hasil eksperimen awal dalam budidaya.
Wilayah ini juga mengalami lonjakan tanaman tahan kekeringan, yang mencerminkan perubahan dari iklim dingin ke iklim yang lebih kering. “Penduduk desa mulai menanam jelai, gandum, dan kacang-kacangan,” kata James Kennett, profesor emeritus di Universitas California Santa Barbara dikutip SINDOnews dari laman Space, Senin (9/10/2023).
Tabrakan komet tersebut juga memicu perubahan dramatis dalam gaya hidup dari berburu ke pertanian dan beternak dengan menangkarkan hewan liar. “Berdasarkan analisis saat ini, ini akan menjadi contoh paling awal dari pemukiman manusia yang terkena dampak dahsyat akibat peristiwa dampak kosmik,” tulis para peneliti.
Temuan ini konsisten dengan hipotesis tahun 2007 bahwa planet kita menyaksikan beberapa ledakan komet di seluruh benua. Bagian dari komet raksasa yang meledak di desa Suriah juga menghujani lebih dari 50 lokasi yang diketahui di setidaknya lima benua, kata para peneliti. Penelitian ini dimuat dalam makalah yang diterbitkan 28 September di jurnal Airbursts and Cratering Impacts.
(wib)
tulis komentar anda