Ilmuwan China ungkap Sarang COVID-19, WHO Akui Bukan Wuhan

Kamis, 06 Agustus 2020 - 07:31 WIB
Dr Limeng Yan Ilmuwan China yang kabur ke Amerika Serikat. FOTO/ dAILY
JAKARTA - Usai Ilmuwan China Dr Limeng Yan memberikan informasi bahwa virus corona berasal dari labotarium militer China, Organisasi kesehatan dunia Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menduga Wuhan bukan tempat penularan COVID-19.(Baca juga: Ekonomi RI 'Sakit' di Kuartal II/2020, Bagaimana Kondisi Perbankan? )

"Kota itu memiliki sistem pengawasan khusus atas kasus pneumonia langka. Di sana ada hal yang sangat spesifik karena faktanya peringatan atas suatu peristiwa tidak berarti tempat itu menjadi awal mula penularan penyakit dari hewan ke manusia," kata Direktur Eksekutif Program Darurat Kesehatan WHO, Michael Ryan, dikutip media setempat, Rabu (5/8/2020).(Baca juga: BPR Masih Prospektif di Tengah Kucuran Beragam Insentif Saat Pandemi )

Dr Li Meng Yan mengatakan virus itu bukan berasal dari pasar basah di Wuhan seperti yang dikatakan pemerintah Beijing.



Dr Li Meng-Yan, seorang spesialis virologi di Hong Kong's School of Public Health sempat membuat heboh ketika dia tiba di Amerika dan menuduh pemerintahnya menutup-nutupi pandemi Covid-19.

Dia mengatakan bahwa dia sudah "dengan jelas menilai" bahwa virus corona baru diciptakan di laboratorium yang terhubung dengan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA). Namun, Beijing telah membantah tuduhan itu.

Berbicara dalam wawancara langsung dengan Taiwan News Agency Lude Press, Yan mengatakan; "Pada waktu itu, saya dengan jelas menilai bahwa virus itu berasal dari laboratorium militer Partai Komunis China."

"Pasar basah Wuhan hanya digunakan sebagai umpan," katanya lagi.

Dia menekankan bahwa ketika dia melaporkan temuannya kepada atasannya, dia tidak dianggap serius dan diabaikan.

Pada titik itu, dia mengklaim bahwa mustahil baginya untuk melaporkan penemuan itu ke tingkat tinggi Partai Komunis China.

"Saya tahu bahwa begitu saya berbicara, saya bisa menghilang kapan saja, sama seperti semua pemrotes yang berani di Hong Kong," ujarnya, yang dilansir Senin (3/8/2020).
(wbs)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More