Indonesia-Inggris Perpanjang Kerja Sama di Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Jum'at, 07 Agustus 2020 - 09:01 WIB
JAKARTA - Pemerintah Indonesia dan Inggris telah resmi menyepakati untuk memperpanjang kemitraan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi hingga tahun 2025. Tujuannya untuk mendukung kerja sama para peneliti, guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kedua negara.
Berlanjutnya kemitraan Indonesia-Inggris ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama (MoU) oleh Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Bambang Brodjonegoro, dan Menteri Ilmu Pengetahuan, Riset, dan Inovasi Inggris, Amanda Solloway MP. BACA JUGA -Pak Haji dari Makassar Sukses Bikin Ninja ZX-25R Jadi Motor Murahan
Sains, teknologi, dan inovasi adalah aspek penting dalam mendorong pertumbuhan dan perkembangan ekonomi.
Penelitian Indonesia-Inggris yang sudah berjalan adalah riset tentang peningkatan hasil panen dan ketahanan pertanian terhadap perubahan iklim, memperkuat pertahanan dan kemampuan deteksi cuaca ekstrim, dan pencegahan penyebaran penyakit menular.
Bambang mengatakan, Indonesia berkomitmen untuk mengembangkan kemampuan inovasi dalam negeri dan meningkatkan riset dan pengembangan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.
“Perpanjangan kemitraan dalam ilmu pengetahuan dan inovasi dalam jangka panjang akan meningkatkan kemampuan Indonesia untuk mengembangkan ekonomi berbasis pengetahuan dan dapat bersaing di pasar global," tutur mantan Kepala BAPPENAS itu.
Sejak diluncurkan pada tahun 2014, Kemitraan Indonesia-Inggris dalam bidang ini telah meluncurkan lebih dari 22 kompetisi pendanaan riset melalui 15 program riset dan inovasi.
Kerja sama yang kuat antara peneliti Indonesia dan Inggris juga telah menghasilkan 2.205 publikasi gabungan selama 2015-2019.
Riset kolaborasi kedua negara menduduki peringkat ke-3 dalam daftar 10 kemitraan internasional terbaik Indonesia.
“Krisis global Covid-19 yang sedang kita hadapi ini telah menyadarkan kita semua pentingnya kolaborasi dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi," ungkap Solloway.
Pada kesempatan yang sama, Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins menyampaikan bahwa proyek-proyek yang masuk dalam kolaborasi ini sangat relevan dengan kehidupan masyarakat, dan telah menghasilkan solusi-solusi praktis terhadap permasalahan sehari-hari di Indonesia.
“Sebagai contohnya adalah pemenang Newton Fund yang meneliti dampak perubahan iklim terhadap komunitas pesisir,” tandas Jenkins.
Berlanjutnya kemitraan Indonesia-Inggris ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama (MoU) oleh Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Bambang Brodjonegoro, dan Menteri Ilmu Pengetahuan, Riset, dan Inovasi Inggris, Amanda Solloway MP. BACA JUGA -Pak Haji dari Makassar Sukses Bikin Ninja ZX-25R Jadi Motor Murahan
Sains, teknologi, dan inovasi adalah aspek penting dalam mendorong pertumbuhan dan perkembangan ekonomi.
Penelitian Indonesia-Inggris yang sudah berjalan adalah riset tentang peningkatan hasil panen dan ketahanan pertanian terhadap perubahan iklim, memperkuat pertahanan dan kemampuan deteksi cuaca ekstrim, dan pencegahan penyebaran penyakit menular.
Bambang mengatakan, Indonesia berkomitmen untuk mengembangkan kemampuan inovasi dalam negeri dan meningkatkan riset dan pengembangan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.
“Perpanjangan kemitraan dalam ilmu pengetahuan dan inovasi dalam jangka panjang akan meningkatkan kemampuan Indonesia untuk mengembangkan ekonomi berbasis pengetahuan dan dapat bersaing di pasar global," tutur mantan Kepala BAPPENAS itu.
Sejak diluncurkan pada tahun 2014, Kemitraan Indonesia-Inggris dalam bidang ini telah meluncurkan lebih dari 22 kompetisi pendanaan riset melalui 15 program riset dan inovasi.
Kerja sama yang kuat antara peneliti Indonesia dan Inggris juga telah menghasilkan 2.205 publikasi gabungan selama 2015-2019.
Riset kolaborasi kedua negara menduduki peringkat ke-3 dalam daftar 10 kemitraan internasional terbaik Indonesia.
“Krisis global Covid-19 yang sedang kita hadapi ini telah menyadarkan kita semua pentingnya kolaborasi dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi," ungkap Solloway.
Pada kesempatan yang sama, Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins menyampaikan bahwa proyek-proyek yang masuk dalam kolaborasi ini sangat relevan dengan kehidupan masyarakat, dan telah menghasilkan solusi-solusi praktis terhadap permasalahan sehari-hari di Indonesia.
“Sebagai contohnya adalah pemenang Newton Fund yang meneliti dampak perubahan iklim terhadap komunitas pesisir,” tandas Jenkins.
(wbs)
tulis komentar anda