Ini Alasan Ilmiah Ada Maniak Bola di Dunia
Kamis, 23 November 2023 - 21:00 WIB
Temuan ini juga mungkin memberikan pencerahan di luar ranah sepak bola dan ke dalam kehidupan sehari-hari. "Manusia secara inheren menginginkan hubungan sosial, baik melalui keanggotaan dalam klub lari, partisipasi dalam kelompok diskusi buku, atau keterlibatan dalam forum virtual," kata Dr. Zamorano.
Sementara ikatan sosial ini seringkali terbentuk seputar keyakinan, nilai, dan minat bersama, juga dapat ada unsur dakwah persuasif, atau 'pemikiran kelompok', yang dapat menimbulkan keyakinan tanpa dasar dan ketidaksepakatan sosial.
"Memahami psikologi identifikasi dan persaingan kelompok dapat memberikan pencerahan tentang proses pengambilan keputusan dan dinamika sosial, mengarah pada pemahaman yang lebih lengkap tentang bagaimana masyarakat beroperasi."
Dr. Zamorano menambahkan mungkin ada perbandingan yang berguna antara sepak bola dan fanatisme lainnya, mengingat arena seperti sikap politik, loyalitas pemilih, spiritualitas, dan masalah identitas sering kali terjebak dalam perdebatan, membuat upaya untuk mengukur penyebab neurologis murni sulit dipastikan.
"Fanatisme olahraga, di sisi lain, memberikan kesempatan unik untuk menganalisis bagaimana devosi intens memengaruhi aktivitas otak dalam konteks yang kurang kontroversial, terutama dengan menyoroti peran emosi negatif, mekanisme kontrol inhibisi terkait, dan strategi adaptif yang mungkin ada," kata Dr. Zamorano dilansir dari Radiological Society of North America.
Lihat Juga: Diguyur Hujan, Suporter Timnas Indonesia Tetap Antusias Saksikan Jay Idzes dkk Berlaga di GBK
Baca Juga
Sementara ikatan sosial ini seringkali terbentuk seputar keyakinan, nilai, dan minat bersama, juga dapat ada unsur dakwah persuasif, atau 'pemikiran kelompok', yang dapat menimbulkan keyakinan tanpa dasar dan ketidaksepakatan sosial.
"Memahami psikologi identifikasi dan persaingan kelompok dapat memberikan pencerahan tentang proses pengambilan keputusan dan dinamika sosial, mengarah pada pemahaman yang lebih lengkap tentang bagaimana masyarakat beroperasi."
Dr. Zamorano menambahkan mungkin ada perbandingan yang berguna antara sepak bola dan fanatisme lainnya, mengingat arena seperti sikap politik, loyalitas pemilih, spiritualitas, dan masalah identitas sering kali terjebak dalam perdebatan, membuat upaya untuk mengukur penyebab neurologis murni sulit dipastikan.
"Fanatisme olahraga, di sisi lain, memberikan kesempatan unik untuk menganalisis bagaimana devosi intens memengaruhi aktivitas otak dalam konteks yang kurang kontroversial, terutama dengan menyoroti peran emosi negatif, mekanisme kontrol inhibisi terkait, dan strategi adaptif yang mungkin ada," kata Dr. Zamorano dilansir dari Radiological Society of North America.
Lihat Juga: Diguyur Hujan, Suporter Timnas Indonesia Tetap Antusias Saksikan Jay Idzes dkk Berlaga di GBK
(msf)
tulis komentar anda