5 Senjata Rusia yang Paling Ditakuti Ukraina, Amerika dan Sekutu
Kamis, 28 Desember 2023 - 20:24 WIB
Namun faktanya, segala dukungan sistem persenjataan di atas tak mampu menggoyahkan Rusia. Militer Rusia masih mampu menghadapi ancaman multiaspek dari kekuatan udara, rudal, dan drone NATO Ukraina, pertahanan udara, drone, dan rudal. Rusia terbukti efektif menahan semua serangan salah satunya berkat sistem peluru kendali Tor.
Oleh karena itu, Alexei Leonkov, seorang analis militer terkemuka, mencantumkan sistem peluru kendali Tor sebagai salah satu senjata terbaik Rusia. "Sistem pertahanan udara Tor-M2 telah menunjukkan kinerja luar biasa dalam menembak jatuh UAV musuh,” katanya.
Dia menambahkan, dari statistik UAV musuh yang diperbarui setiap hari oleh Kementerian Pertahanan Rusia, dua pertiga di antaranya dihancurkan oleh sistem ini. Dengan kata lain, sistem ini telah membuktikan diri dan mengkonfirmasi semua kehebatannya. “Menunjukkan kemampuannya menembak jatuh setiap jenis drone, baik langsung di garis depan maupun di zona-zona yang berdekatan," kata Leonkov.
Leonkov juga memberikan apresiasi terhadap sistem kontrabaterai dan sistem peperangan elektronik Rusia, yang seperti Tor-M2 dan senjata pertahanan udara dan rudal lainnya, sangat membantu mencegah pasukan Ukraina menembus garis pertahanan Rusia.
"Stasiun radar kontrabaterai Zoopark yang dimodernisasi telah diterjunkan. Stasiun kontrabaterai berjangkauan jauh baru juga muncul, yang bersama dengan MLRS Tornado-S baru, memungkinkan penggunaan efektif tembakan kontrabaterai dan menekan sistem artileri musuh, serta sistem roket multipeluncur seperti HIMARS berpresisi tinggi," ujar Leonkov.
Sistem peperangan elektronik juga mulai dipasang sebagai perlindungan tambahan untuk kendaraan lapis baja Rusia, yang efektif melawan drone FPV.
Di dataran Zaporozhye dan Kherson, tank Rusia seperti T-72, T-80, dan T-90 yang sudah dimutakhirkan, terbukti mampu mengimbangi tank tempur utama buatan NATO milik Ukraina. Kehadiran tank-tank ini menjamin pertahanan Rusia tak tertembus.
Di sini, T-90 Proryv, yang merupakan desain tank Rusia terbaru, patut mendapatkan perhatian khusus. "Saat ini, saya percaya ini adalah tank terbaik di dunia," kata Rustem Klupov, seorang mantan perwira intelijen militer Soviet dan Rusia.
Oleh karena itu, Alexei Leonkov, seorang analis militer terkemuka, mencantumkan sistem peluru kendali Tor sebagai salah satu senjata terbaik Rusia. "Sistem pertahanan udara Tor-M2 telah menunjukkan kinerja luar biasa dalam menembak jatuh UAV musuh,” katanya.
Dia menambahkan, dari statistik UAV musuh yang diperbarui setiap hari oleh Kementerian Pertahanan Rusia, dua pertiga di antaranya dihancurkan oleh sistem ini. Dengan kata lain, sistem ini telah membuktikan diri dan mengkonfirmasi semua kehebatannya. “Menunjukkan kemampuannya menembak jatuh setiap jenis drone, baik langsung di garis depan maupun di zona-zona yang berdekatan," kata Leonkov.
Leonkov juga memberikan apresiasi terhadap sistem kontrabaterai dan sistem peperangan elektronik Rusia, yang seperti Tor-M2 dan senjata pertahanan udara dan rudal lainnya, sangat membantu mencegah pasukan Ukraina menembus garis pertahanan Rusia.
"Stasiun radar kontrabaterai Zoopark yang dimodernisasi telah diterjunkan. Stasiun kontrabaterai berjangkauan jauh baru juga muncul, yang bersama dengan MLRS Tornado-S baru, memungkinkan penggunaan efektif tembakan kontrabaterai dan menekan sistem artileri musuh, serta sistem roket multipeluncur seperti HIMARS berpresisi tinggi," ujar Leonkov.
Sistem peperangan elektronik juga mulai dipasang sebagai perlindungan tambahan untuk kendaraan lapis baja Rusia, yang efektif melawan drone FPV.
Baca Juga
2. Tank T-90
Di dataran Zaporozhye dan Kherson, tank Rusia seperti T-72, T-80, dan T-90 yang sudah dimutakhirkan, terbukti mampu mengimbangi tank tempur utama buatan NATO milik Ukraina. Kehadiran tank-tank ini menjamin pertahanan Rusia tak tertembus.
Di sini, T-90 Proryv, yang merupakan desain tank Rusia terbaru, patut mendapatkan perhatian khusus. "Saat ini, saya percaya ini adalah tank terbaik di dunia," kata Rustem Klupov, seorang mantan perwira intelijen militer Soviet dan Rusia.
tulis komentar anda