Terungkap, Gempa Dahsyat Pernah Melanda Yerusalem

Rabu, 24 Januari 2024 - 08:09 WIB
Para arkeolog menemukan lapisan kehancuran yang berasal dari abad ke-8 SM di Taman Nasional Kota Daud. (Foto: Live Science)
JAKARTA - Gempa bumi dahsyat dipastikan pernah melanda wilayah Yerusalem sekitar 2.800 tahun lalu. Hal itu berdasarkan temuan terbaru para arkeolog.

Selama eksplorasi arkeologis, tim dari Otoritas Antikuitas Israel menemukan lapisan kehancuran yang berasal dari abad ke-8 SM di Taman Nasional Kota Daud. Periode ini sesuai dengan pemerintahan raja Uzia dari Yehuda, yang juga dikenal sebagai Azarya atau Ozias.

Dilansir dari Essanews, Rabu (24/1/2024), dalam lapisan ini, para arkeolog mengidentifikasi berbagai jenis bejana yang hancur, termasuk mangkuk, peralatan dapur, dan kendi.



Kehancuran barang-barang ini dikaitkan dengan runtuhnya dinding bangunan. Menariknya, tidak ditemukan bukti kebakaran, meragukan konsep bahwa kota menjadi korban invasi musuh.



Tercatat dalam Alkitab



Dalam wawancara dengan Live Science, Joe Uziel, arkeolog dari Otoritas Antikuitas Israel, menyatakan meskipun Yerusalem mungkin bukan pusat gempa bumi, peristiwa tersebut pasti memiliki dampak signifikan pada kota tersebut.

Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa penyebutan gempa bumi dalam Alkitab menunjukkan trauma yang dialami penduduk wilayah ini. Pekerjaan penggalian menunjukkan bahwa penduduk membangun kembali menara-menara dan tembok kota Yerusalem yang rusak akibat gempa bumi tersebut.



Dalam Kitab Zakharia terdapat kutipan: "Kemudian kamu akan melarikan diri ke lembah di antara gunung-gunungku, karena lembah gunung akan mencapai Azel; dan kamu akan melarikan diri seperti kamu melarikan diri dari gempa bumi pada zaman Uzia, Raja Yehuda. Kemudian Tuhan, Allahku, akan datang, dan semua orang kudus bersamanya."
(msf)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More