Mirip Manusia, Gajah Asia Mengubur Jasad Kawanannya

Kamis, 14 Maret 2024 - 16:05 WIB
Gajah Asia di dataran Himalaya menguburkan jasad kawanannya. (Foto: iStock)
JAKARTA - Perilaku unik ditunjukkan oleh gajah Asia di dataran Himalaya. Mereka mengubur jasad kawanannya yang mati dan menunjukkan perilaku berkabung. Fakta ini terungkap dalam penelitian terbaru yang diterbitkan di Journal of Threatened Taxa pada 26 Februari.

Smithsonian Magazine melaporkan menemukan lima bangkai anak gajah terkubur telentang di saluran irigasi, dengan bukti yang menunjukkan bahwa beberapa anggota kawanan turut berpartisipasi dalam penguburan tersebut di India. Lokasi penguburan ini ditemukan di pegunungan Himalaya , tepatnya di wilayah Bengal utara. Area ini terdiri dari hutan terfragmentasi, perkebunan teh, lahan pertanian, dan markas militer.

Dilansir dari Interesting Engineering, Kamis (14/3/2024), gajah-gajah ini membawa bangkai menggunakan belalai dan kaki mereka sampai ke tempat penguburan. Di sana, mereka meletakkan bangkai tersebut dengan posisi kaki menghadap ke atas.



Para ilmuwan mengamati perilaku ini melalui observasi lapangan, fotografi digital, catatan lapangan, dan pemeriksaan postmortem sebagaimana yang disebutkan dalam studi tersebut. Mereka bahkan mencatat jalur yang dihindari oleh para gajah.

Melalui metodologi ini, para peneliti mencatat perilaku dan memahami alasan di balik penguburan anak gajah tersebut. Mereka menyimpulkan bahwa gajah menguburkan kawanan mereka yang mati sebagai respons perilaku terhadap kematian anak gajah tersebut. Diduga gajah menunjukkan perilaku ini untuk menghindari bangkai yang dapat menarik predator, selain untuk mengurangi potensi penyebaran penyakit dari bangkai.



Selain itu, hal ini mungkin juga menjadi cara kawanan gajah untuk berkabung atas kehilangan anggota komunitas mereka. “Gajah adalah makhluk yang berpikir dan tahu apa yang mereka lakukan,” kata Akashdeep Roy, peneliti ekologi di Indian Institute of Science Education and Research, selaku penulis pendamping studi tersebut, kepada National Geographic.

Smithsonian Magazine juga menyoroti bahwa penduduk desa dan pengelola perkebunan teh mendengar gajah-gajah tersebut mengeluarkan suara keras - hingga 30 atau 40 menit - sebelum meninggalkan area penguburan, yang menurut para peneliti dapat menunjukkan bahwa kawanan tersebut sedang berkabung.

Pengamatan ini konsisten dengan hasil penelitian di tahun 2022, yang mengungkapkan bahwa gajah Asia menunjukkan perilaku protektif terhadap anggota kawanan yang mati, mengeluarkan suara dan terlibat dalam perilaku yang menunjukkan dukungan dan penghiburan bersama, mirip dengan reaksi menenangkan.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More