Pemujaan Cermin Darah Menjadi Dasar Kekuatan Kekaisaran Pra-Aztec
Jum'at, 15 Maret 2024 - 11:25 WIB
"Kemungkinan ratusan cermin seperti ini awalnya dimasukkan ke dalam fasad Piramida Ular Berbulu," tulis Barnes.
"Menjelang akhir hari yang cerah, saat matahari mendekati ufuk barat, mata hitam kepala patung itu akan terbakar karena cahaya yang dipantulkan."
Namun, kuil itu lebih dari sekadar bola disko raksasa. Di bawah piramida, para arkeolog telah menemukan kerangka sekitar 200 pengorbanan manusia, menjadikannya ritual pembunuhan terbesar yang pernah terjadi di Mesoamerika pada saat itu.
Di antara sisa-sisa pengorbanan ini terdapat sejumlah besar bilah obsidian dan ujung proyektil. Hal ini menunjukkan bahwa obsidian digunakan sebagai alat untuk menumpahkan darah dan secara ritual memusnahkan kehidupan manusia. Melalui obsidian, hubungan yang jelas antara cermin dan darah terjalin.
Pemujaan cermin darah di Teotihuacan kemungkinan besar memiliki dampak yang signifikan pada budaya dan masyarakatnya. Berikut beberapa kemungkinan pengaruhnya:
Penguatan Kekuatan Elit: Ritual pengorbanan manusia dan obsesi dengan benda berkilau mungkin digunakan oleh para elit untuk memperkuat kekuasaan dan kontrol mereka atas masyarakat.
Militerisme: Pemujaan terhadap dewa Ular Berbulu, yang sering digambarkan sebagai prajurit yang ganas, mungkin mendorong budaya militeristik dan ekspansi kekaisaran.
Ketidaksetaraan Sosial: Ritual brutal dan fokus pada benda-benda berharga mungkin memperburuk ketidaksetaraan sosial antara kelas atas dan bawah.
Penelitian Dr. Barnes tentang Piramida Ular Berbulu memberikan wawasan baru tentang budaya dan praktik masyarakat Teotihuacan. Pemujaan cermin darah menunjukkan kompleksitas peradaban ini dan bagaimana obsesi dengan benda mati dan ritual berdarah dapat membentuk struktur sosial dan politiknya.
"Menjelang akhir hari yang cerah, saat matahari mendekati ufuk barat, mata hitam kepala patung itu akan terbakar karena cahaya yang dipantulkan."
Namun, kuil itu lebih dari sekadar bola disko raksasa. Di bawah piramida, para arkeolog telah menemukan kerangka sekitar 200 pengorbanan manusia, menjadikannya ritual pembunuhan terbesar yang pernah terjadi di Mesoamerika pada saat itu.
Di antara sisa-sisa pengorbanan ini terdapat sejumlah besar bilah obsidian dan ujung proyektil. Hal ini menunjukkan bahwa obsidian digunakan sebagai alat untuk menumpahkan darah dan secara ritual memusnahkan kehidupan manusia. Melalui obsidian, hubungan yang jelas antara cermin dan darah terjalin.
Pemujaan cermin darah di Teotihuacan kemungkinan besar memiliki dampak yang signifikan pada budaya dan masyarakatnya. Berikut beberapa kemungkinan pengaruhnya:
Penguatan Kekuatan Elit: Ritual pengorbanan manusia dan obsesi dengan benda berkilau mungkin digunakan oleh para elit untuk memperkuat kekuasaan dan kontrol mereka atas masyarakat.
Militerisme: Pemujaan terhadap dewa Ular Berbulu, yang sering digambarkan sebagai prajurit yang ganas, mungkin mendorong budaya militeristik dan ekspansi kekaisaran.
Ketidaksetaraan Sosial: Ritual brutal dan fokus pada benda-benda berharga mungkin memperburuk ketidaksetaraan sosial antara kelas atas dan bawah.
Penelitian Dr. Barnes tentang Piramida Ular Berbulu memberikan wawasan baru tentang budaya dan praktik masyarakat Teotihuacan. Pemujaan cermin darah menunjukkan kompleksitas peradaban ini dan bagaimana obsesi dengan benda mati dan ritual berdarah dapat membentuk struktur sosial dan politiknya.
(wbs)
tulis komentar anda