Temuan Sisa-sisa Penguasa Maya yang Terbakar Ungkap Revolusi Politik Kuno

Minggu, 21 April 2024 - 10:22 WIB
Temuan artefak Suku Maya. FOTO/ IFL SCIENCE
JAKARTA - Penemuan arkeologi yang luar biasa di Guatemala telah mengungkap bukti pergolakan politik yang dramatis di masa menjelang runtuhnya peradaban Maya. Sisa-sisa keluarga kerajaan Maya yang ditemukan terbakar di sebuah piramida kuno menunjukkan adanya demonstrasi publik yang berapi-api untuk menandai pergantian rezim.



Para arkeolog menemukan sisa-sisa hangus setidaknya dua orang, beserta dengan barang-barang mewah yang biasa ditemukan di makam kerajaan Maya, saat menggali sebuah struktur di kota kuno Ucanal, yang dulunya merupakan ibukota kerajaan K'anwitznal. Salah satu penemuan yang signifikan adalah topeng batu giok, yang menandakan bahwa salah satu individu yang terbakar adalah penguasa K'anwitznal.



Penanggalan radiokarbon menunjukkan bahwa pembakaran terjadi antara 773 dan 881 M, dengan para korban kemungkinan telah meninggal beberapa waktu sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa makam mereka sengaja dibuka kembali untuk membakar jenazah bangsawan.

Para peneliti menafsirkan penemuan ini dalam sebuah studi baru, dan menghubungkannya dengan munculnya rezim politik baru di K'anwitznal yang dipimpin oleh penguasa bernama Papmalil. Papmalil membawa perubahan struktural besar dalam masyarakat Maya, termasuk penghapusan hierarki sosial dan peralihan ke era egalitarianisme di mana "perbedaan antara rumah tangga elit dan non-elit [sangat] berkurang."

Para peneliti menyamakan peralihan ini dengan Revolusi Perancis, dan menyarankan bahwa pembakaran mantan penguasa memiliki tujuan yang sama dengan penyerbuan Bastille: untuk menandai momen simbolis transformasi politik.

Dr. Christina T. Halperin, penulis studi tersebut, menjelaskan bahwa "Peristiwa pembakaran di tempat pemakaman kemungkinan besar merupakan peristiwa publik yang dramatis." Dia menambahkan bahwa "Karena pembakaran itu sendiri berpotensi bersifat seremonial, publik, dan penuh muatan emosional, hal ini secara dramatis dapat menandai runtuhnya rezim kuno."

Setelah kebangkitan Papmalil, banyak bangunan di Ucanal dihancurkan dan batunya digunakan sebagai bahan pengisi untuk konstruksi monumental baru, "mengubur simbol-simbol rezim sebelumnya," tulis para peneliti seperti dilansir dari IFL Science.

Sisa-sisa kerajaan yang terbakar pun "dibuang ke tepi tembok kasar yang digunakan sebagai kandang konstruksi," tanpa upaya untuk melindungi tulang atau ornamen dari batu-batu yang kemudian ditumpuk di atasnya.

Penemuan ini memberikan wawasan menarik tentang periode pergolakan politik yang signifikan dalam sejarah Maya, dan menunjukkan cara-cara brutal namun simbolis yang digunakan untuk menandai peralihan kekuasaan dan era baru.
(wbs)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More