Gunung Berapi Lontarkan Emas Senilai Rp97 Juta Tiap Hari
Kamis, 25 April 2024 - 08:28 WIB
Menurut Observatorium Bumi NASA, mereka menemukan debu logam mulia hingga 621 mil jauhnya dari lubang lava Erebus paling selatan. Tingginya 12.448 kaki (3.794,02 meter). Menurut Connor Bacon dari Lamont-Doherty Earth Observatory di Universitas Columbia di New York, sejak tahun 1972 Gunung Erebus juga memiliki danau lava, di salah satu kawah puncaknya.
Konsep gunung berapi yang mengeluarkan emas setiap hari memang menarik, namun dampaknya terhadap permintaan emas global bisa minimal kecuali pengumpulan dan penyimpanannya berubah secara signifikan.
Kontribusi gunung berapi yang menghasilkan sekitar 80 gram emas per hari sangat minim dibandingkan dengan produksi emas dunia tahunan yang lebih dari 3.000 ton, sehingga kontribusi gunung berapi relatif tidak signifikan.
Sekalipun para kolektor mampu mengumpulkan emas ini secara efisien dan mengintegrasikannya ke pasar dunia, total pasokan emas akan sedikit meningkat. Namun, kondisi Antartika yang sulit dan terpencil menimbulkan hambatan logistik yang signifikan yang mungkin mencegah hal ini terjadi.
Selain itu, biaya dan pengangkutan emas dari lokasi-lokasi miskin ini kemungkinan besar akan melebihi nilai emas itu sendiri, sehingga pengoperasiannya tidak layak secara ekonomi mengingat teknologi dan harga pasar yang ada saat ini.
MG/Muhammad Rauzan Ranupane Ramadan
Konsep gunung berapi yang mengeluarkan emas setiap hari memang menarik, namun dampaknya terhadap permintaan emas global bisa minimal kecuali pengumpulan dan penyimpanannya berubah secara signifikan.
Kontribusi gunung berapi yang menghasilkan sekitar 80 gram emas per hari sangat minim dibandingkan dengan produksi emas dunia tahunan yang lebih dari 3.000 ton, sehingga kontribusi gunung berapi relatif tidak signifikan.
Sekalipun para kolektor mampu mengumpulkan emas ini secara efisien dan mengintegrasikannya ke pasar dunia, total pasokan emas akan sedikit meningkat. Namun, kondisi Antartika yang sulit dan terpencil menimbulkan hambatan logistik yang signifikan yang mungkin mencegah hal ini terjadi.
Selain itu, biaya dan pengangkutan emas dari lokasi-lokasi miskin ini kemungkinan besar akan melebihi nilai emas itu sendiri, sehingga pengoperasiannya tidak layak secara ekonomi mengingat teknologi dan harga pasar yang ada saat ini.
MG/Muhammad Rauzan Ranupane Ramadan
(msf)
tulis komentar anda