Inilah Roket India yang Berhasil Mendarat Mulus di Bulan
Selasa, 02 Juli 2024 - 20:58 WIB
NEW DELHI - Pesawat luar angkasa Chandrayaan-3 sukses mendarat dengan mulus di Bulan. Prestasi ini menjadikan India sebagai negara keempat yang mencapai Bulan.
India menempatan diri sejajar dengan Amerika Serikat, China dan Uni Soviet. India bahkan mencatat sejarah sebagai negara yang berhasil menapaki Kutub Selatan Bulan untuk pertama kali sepanjang sejarah.
Dikutip dari Sky News, Kamis (24/8/2023), dengan keberhasilan ini India bisa memetakan kondisi kawah-kawah gelap di Kutub Selatan Bulan yang diyakini mengandung air es sehingga memungkinkan pembangunan pangkalan di masa depan.
Tidak seperti Rusia yang baru saja mengalami kecelakaan di Bulan, India tahu betul bagaimana menaklukkan tantangan di Bulan dengan penyesuaian pada kaki-kaki Chandrayaan-3 yang dibuat lebih kokoh.
Semua ilmu itu berhasil didapat setelah India pada 2019 lalu gagal mendaratkan Chandrayaan-2 di Bulan. Kala itu pesawat tidak bisa melewati medan yang berat dengan parit dan kawah yang banyak. "India menunjukkan dan membuktikan bahwa langit bukanlah batasnya,” kata Perdana Menteri India, Narendra Modi.
Chandrayaan-3 akan menghabiskan waktu selama dua pekan untuk mengumpulkan sampel batuan, gambar, dan data Bulan. India juga akan menjalankan serangkaian eksperimen untuk menentukan komposisi mineral permukaan Bulan.
Dalam kesempatan ini, kendaraan penjelajah Bulan Pragyaan dengan bobot 26 Kg juga akan diterjunkan untuk melakukan pengukuran.
Dr Ian Whittaker, pakar fisika luar angkasa di Nottingham Trent University, mengatakan, pendaratan di Kutub Selatan Bulan akan memberi umat manusia penentuan komposisi kerak yang lebih akurat. Lokasi ini diyakini cocok untuk pangkalan karena mendapatkan sinar matahari yang konstan sebagai sumber listrik.
"Instrumen yang ada di dalam penjelajah akan berguna jika kita ingin membangun struktur dari material lokal," kata Dr Ian.
Fokus penjelajahan kali ini adalah memeriksa keberadaan air es di kawah yang tersebar di sekitar Kutub Selatan Bulan. Material ini diyakini bisa menjadi sumber bahan bakar, oksigen dan air minum, untuk menopang kebutuhan pangkalan di Bulan di masa depan. Lokasi ini juga berpotensi sebagai pos persiapan untuk eksplorasi ruang angkasa yang lebih dalam.
India menempatan diri sejajar dengan Amerika Serikat, China dan Uni Soviet. India bahkan mencatat sejarah sebagai negara yang berhasil menapaki Kutub Selatan Bulan untuk pertama kali sepanjang sejarah.
Dikutip dari Sky News, Kamis (24/8/2023), dengan keberhasilan ini India bisa memetakan kondisi kawah-kawah gelap di Kutub Selatan Bulan yang diyakini mengandung air es sehingga memungkinkan pembangunan pangkalan di masa depan.
Tidak seperti Rusia yang baru saja mengalami kecelakaan di Bulan, India tahu betul bagaimana menaklukkan tantangan di Bulan dengan penyesuaian pada kaki-kaki Chandrayaan-3 yang dibuat lebih kokoh.
Semua ilmu itu berhasil didapat setelah India pada 2019 lalu gagal mendaratkan Chandrayaan-2 di Bulan. Kala itu pesawat tidak bisa melewati medan yang berat dengan parit dan kawah yang banyak. "India menunjukkan dan membuktikan bahwa langit bukanlah batasnya,” kata Perdana Menteri India, Narendra Modi.
Chandrayaan-3 akan menghabiskan waktu selama dua pekan untuk mengumpulkan sampel batuan, gambar, dan data Bulan. India juga akan menjalankan serangkaian eksperimen untuk menentukan komposisi mineral permukaan Bulan.
Dalam kesempatan ini, kendaraan penjelajah Bulan Pragyaan dengan bobot 26 Kg juga akan diterjunkan untuk melakukan pengukuran.
Dr Ian Whittaker, pakar fisika luar angkasa di Nottingham Trent University, mengatakan, pendaratan di Kutub Selatan Bulan akan memberi umat manusia penentuan komposisi kerak yang lebih akurat. Lokasi ini diyakini cocok untuk pangkalan karena mendapatkan sinar matahari yang konstan sebagai sumber listrik.
"Instrumen yang ada di dalam penjelajah akan berguna jika kita ingin membangun struktur dari material lokal," kata Dr Ian.
Fokus penjelajahan kali ini adalah memeriksa keberadaan air es di kawah yang tersebar di sekitar Kutub Selatan Bulan. Material ini diyakini bisa menjadi sumber bahan bakar, oksigen dan air minum, untuk menopang kebutuhan pangkalan di Bulan di masa depan. Lokasi ini juga berpotensi sebagai pos persiapan untuk eksplorasi ruang angkasa yang lebih dalam.
(wbs)
tulis komentar anda