Kesaktian Gravitasi Bumi Belokan Jalur Asteroid yang Mengancam Manusia
Senin, 24 Agustus 2020 - 12:17 WIB
JAKARTA - Terjangan asteroid 2020 QG yang meluncur deras ke arah Bumi pada Minggu pagi (16/8/2020) berhasil digagalkan. Laman Live Science melaporkan, asteroid seukuran mobil terpantau melesat hanya 2.950 kilometer di atas Samudera Hindia sehingga pesawat yang telah melintas mengetahui kedatangan benda langit yang hampir menabrak Bumi. (Baca juga: Dibujuk Soetrisno Bachir, Amien Rais Diyakini Ogah Balik ke PAN )
Menariknya, kata para ilmuwan, terhindarnya tabrakan antara Bumi dengan asteroid QG 2020 membuat jalurnya melalui ruang angkasa diubah secara signifikan. "Sangat keren melihat asteroid kecil datang sedekat ini, karena kita dapat melihat gravitasi Bumi secara dramatis membelokkan lintasannya," kata Paul Chodas, direktur Pusat Studi Objek Dekat Bumi di Laboratorium Propulsi Jet NASA di California Selatan.
"Perhitungan kami menunjukkan bahwa asteroid ini berputar sekitar 45 derajat saat diayunkan oleh planet kita," katanya lagi.
Para peneliti tidak mengetahui keberadaan QG 2020 sampai Zwicky Transient Facility, sebuah teleskop survei di California Selatan yang didanai oleh US National Science Foundation dan NASA, menangkap gambar asteroid yang menjauh dari Bumi, enam jam setelah pendekatan terdekat.
Gambar itu menunjukkan QG 2020 sebagai garis buram -tidak mengherankan, mengingat batu luar angkasa itu meroket dengan kecepatan sekitar 29.000 mph (46.700 kilometer per jam). "Secepat itu, itu sedikit lebih lambat dari rata-rata untuk asteroid dekat Bumi," ungkap Chodas.
Ada jutaan asteroid dekat Bumi di luar sana berukuran sama dengan QG 2020. Perkiraannya memiliki lebar 10-20 kaki (3 hingga 6 meter). Batuan luar angkasa sekecil itu sangat sulit dideteksi, tetapi tidak berbahaya bagi kehidupan di Bumi.
"Jika (QG 2020) benar-benar berada pada lintasan tabrakan, kemungkinan besar akan menjadi bola api saat pecah di atmosfer bumi, yang terjadi beberapa kali dalam setahun," tulis pejabat NASA dalam pernyataan yang sama.
Asteroid besar memang agak mengkhawatirkan. Sebagai contoh, para ilmuwan meyakini batu luar angkasa selebar 6 mil (10 km) pada era dinosaurus menabrak Bumi pada 66 juta tahun yang lalu.
NASA telah menemukan dan melacak lebih dari 95% asteroid seukuran gunung di lingkungan Bumi. Beruntung, tidak satupun dari asteroid tersebut menimbulkan risiko di masa mendatang bagi Bumi.
NASA saat ini sedang bekerja untuk menyusun katalog lengkap asteroid dekat Bumi yang serupa dengan lebar setidaknya 460 kaki (140 meter), yang akan melakukan kerusakan dahsyat pada skala regional jika menabrak planet ini. (Baca juga: Dunia Masih Belum Aman dari Ancaman Asteroid )
Pekerjaan semacam itu memiliki penerapan praktis yang lebih dari sekadar memperingatkan orang-orang tentang dampak yang akan datang. "Dengan pemberitahuan cukup -setidaknya beberapa tahun, lebih disukai- umat manusia dapat membelokkan asteroid yang masuk," kata para ahli.
Menariknya, kata para ilmuwan, terhindarnya tabrakan antara Bumi dengan asteroid QG 2020 membuat jalurnya melalui ruang angkasa diubah secara signifikan. "Sangat keren melihat asteroid kecil datang sedekat ini, karena kita dapat melihat gravitasi Bumi secara dramatis membelokkan lintasannya," kata Paul Chodas, direktur Pusat Studi Objek Dekat Bumi di Laboratorium Propulsi Jet NASA di California Selatan.
"Perhitungan kami menunjukkan bahwa asteroid ini berputar sekitar 45 derajat saat diayunkan oleh planet kita," katanya lagi.
Para peneliti tidak mengetahui keberadaan QG 2020 sampai Zwicky Transient Facility, sebuah teleskop survei di California Selatan yang didanai oleh US National Science Foundation dan NASA, menangkap gambar asteroid yang menjauh dari Bumi, enam jam setelah pendekatan terdekat.
Gambar itu menunjukkan QG 2020 sebagai garis buram -tidak mengherankan, mengingat batu luar angkasa itu meroket dengan kecepatan sekitar 29.000 mph (46.700 kilometer per jam). "Secepat itu, itu sedikit lebih lambat dari rata-rata untuk asteroid dekat Bumi," ungkap Chodas.
Ada jutaan asteroid dekat Bumi di luar sana berukuran sama dengan QG 2020. Perkiraannya memiliki lebar 10-20 kaki (3 hingga 6 meter). Batuan luar angkasa sekecil itu sangat sulit dideteksi, tetapi tidak berbahaya bagi kehidupan di Bumi.
"Jika (QG 2020) benar-benar berada pada lintasan tabrakan, kemungkinan besar akan menjadi bola api saat pecah di atmosfer bumi, yang terjadi beberapa kali dalam setahun," tulis pejabat NASA dalam pernyataan yang sama.
Asteroid besar memang agak mengkhawatirkan. Sebagai contoh, para ilmuwan meyakini batu luar angkasa selebar 6 mil (10 km) pada era dinosaurus menabrak Bumi pada 66 juta tahun yang lalu.
NASA telah menemukan dan melacak lebih dari 95% asteroid seukuran gunung di lingkungan Bumi. Beruntung, tidak satupun dari asteroid tersebut menimbulkan risiko di masa mendatang bagi Bumi.
NASA saat ini sedang bekerja untuk menyusun katalog lengkap asteroid dekat Bumi yang serupa dengan lebar setidaknya 460 kaki (140 meter), yang akan melakukan kerusakan dahsyat pada skala regional jika menabrak planet ini. (Baca juga: Dunia Masih Belum Aman dari Ancaman Asteroid )
Pekerjaan semacam itu memiliki penerapan praktis yang lebih dari sekadar memperingatkan orang-orang tentang dampak yang akan datang. "Dengan pemberitahuan cukup -setidaknya beberapa tahun, lebih disukai- umat manusia dapat membelokkan asteroid yang masuk," kata para ahli.
(iqb)
tulis komentar anda