Hatshepsut Firaun Wanita Otak di Balik Kemegahan Piramida
Kamis, 29 Agustus 2024 - 07:41 WIB
KAIRO - Hatshepsut adalah salah satu firaun paling menonjol dan unik dalam sejarah Mesir Kuno. Ia memerintah selama abad ke-15 SM dan merupakan salah satu dari sedikit wanita yang pernah memegang kekuasaan sebagai Firaun Mesir.
Seperti dilansir dari IFL Science, keberaniannya untuk memerintah dan pencapaiannya yang signifikan menjadikannya tokoh yang sangat penting dalam sejarah Mesir.
Hatshepsut lahir sekitar tahun 1507 SM sebagai putri dari Firaun Thutmose I dan Ratu Ahmose. Setelah kematian ayahnya, Hatshepsut menikah dengan saudara tirinya, Thutmose II.
Mereka memiliki seorang putra, Thutmose III, yang menjadi pewaris takhta. Namun, setelah kematian Thutmose II pada tahun 1479 SM, Hatshepsut ditunjuk sebagai bupati untuk anak tirinya yang masih sangat muda, Thutmose III, yang pada saat itu masih seorang anak.
Alih-alih melepaskan kekuasaan ketika Thutmose III mencapai usia dewasa, Hatshepsut memilih untuk mendeklarasikan dirinya sebagai Firaun.
Dalam upaya untuk memperkuat klaimnya dan mengatasi skeptisisme terhadap kepemimpinan seorang wanita, Hatshepsut menggambarkan dirinya sebagai pria dalam banyak representasi seni, lengkap dengan janggut dan pakaian Firaun.
Hatshepsut dikenal karena banyak proyek konstruksi besar yang dikerjakannya. Salah satu yang paling terkenal adalah kompleks pemakaman Deir el-Bahri, yang terletak di dekat Lembah Para Raja. Kompleks ini terkenal dengan arsitektur yang megah dan ornamen yang rumit.
Salah satu pencapaian paling terkenal Hatshepsut adalah ekspedisi perdagangan ke tanah Punt, yang terletak di kawasan yang sekarang adalah Eritrea atau Somalia.
Seperti dilansir dari IFL Science, keberaniannya untuk memerintah dan pencapaiannya yang signifikan menjadikannya tokoh yang sangat penting dalam sejarah Mesir.
Hatshepsut lahir sekitar tahun 1507 SM sebagai putri dari Firaun Thutmose I dan Ratu Ahmose. Setelah kematian ayahnya, Hatshepsut menikah dengan saudara tirinya, Thutmose II.
Mereka memiliki seorang putra, Thutmose III, yang menjadi pewaris takhta. Namun, setelah kematian Thutmose II pada tahun 1479 SM, Hatshepsut ditunjuk sebagai bupati untuk anak tirinya yang masih sangat muda, Thutmose III, yang pada saat itu masih seorang anak.
Alih-alih melepaskan kekuasaan ketika Thutmose III mencapai usia dewasa, Hatshepsut memilih untuk mendeklarasikan dirinya sebagai Firaun.
Dalam upaya untuk memperkuat klaimnya dan mengatasi skeptisisme terhadap kepemimpinan seorang wanita, Hatshepsut menggambarkan dirinya sebagai pria dalam banyak representasi seni, lengkap dengan janggut dan pakaian Firaun.
Hatshepsut dikenal karena banyak proyek konstruksi besar yang dikerjakannya. Salah satu yang paling terkenal adalah kompleks pemakaman Deir el-Bahri, yang terletak di dekat Lembah Para Raja. Kompleks ini terkenal dengan arsitektur yang megah dan ornamen yang rumit.
Salah satu pencapaian paling terkenal Hatshepsut adalah ekspedisi perdagangan ke tanah Punt, yang terletak di kawasan yang sekarang adalah Eritrea atau Somalia.
tulis komentar anda