Selain Nuklir, Ini Teknologi China yang Ditakuti AS
Jum'at, 20 September 2024 - 18:28 WIB
China kini membangun lebih banyak reaktor nuklir dibandingkan gabungan semua negara lain dan telah melampaui Amerika Serikat dalam hal ini.
Pada tahun 2030, Tiongkok diperkirakan akan melampaui AS dalam hal pembangkit listrik tenaga nuklir, dan menjadi negara pertama yang mengoperasikan reaktor generasi keempat dengan desain baru dan sistem keselamatan pasif.
Di industri otomotif, China telah menunjukkan perkembangan yang luar biasa. Pada tahun 1985, negara ini hanya memproduksi 5.200 mobil, namun tahun ini diperkirakan akan memproduksi 26,8 juta kendaraan – 21 persen dari pasar global.
Sebagai catatan, China kini memproduksi 62 persen kendaraan listrik dunia dan 77 persen baterai EV global, menjadikannya pemimpin pasar ini.
Dalam bidang biofarmasi, studi ITIF menemukan bahwa China masih tertinggal dibandingkan Amerika Serikat dan negara-negara Barat, namun mereka mampu mengejar ketinggalan dengan cepat.
Dari tahun 2002 hingga 2019, nilai tambah industri biofarmasi Tiongkok meningkat empat kali lipat hingga hampir 25 persen dari total global.
Namun di bidang robotika, perusahaan-perusahaan China masih kalah inovatif dibandingkan perusahaan-perusahaan di AS, Korea Selatan, dan Jepang, kecuali Kuka, perusahaan robotika Jerman yang dimiliki oleh Grup Midea Tiongkok.
Meski begitu, Tiongkok pada tahun lalu mengerahkan lebih banyak robot industri dibandingkan gabungan seluruh negara lain, sehingga akan berdampak besar pada perekonomian manufaktur mereka.
Untuk semikonduktor, Tiongkok tertinggal dua hingga lima tahun dari para pemimpin global. Huawei Technologies, yang telah dikenakan sanksi keras oleh AS sejak tahun 2020, masih mampu meluncurkan ponsel pintar dengan chip canggih buatan dalam negeri tahun lalu, yang mengejutkan Washington.
Untuk mempertahankan posisi teknologi mereka, Departemen Perdagangan AS pada bulan September mengumumkan kontrol ekspor baru pada komputasi kuantum dan alat pembuatan chip yang canggih.
Pada tahun 2030, Tiongkok diperkirakan akan melampaui AS dalam hal pembangkit listrik tenaga nuklir, dan menjadi negara pertama yang mengoperasikan reaktor generasi keempat dengan desain baru dan sistem keselamatan pasif.
Di industri otomotif, China telah menunjukkan perkembangan yang luar biasa. Pada tahun 1985, negara ini hanya memproduksi 5.200 mobil, namun tahun ini diperkirakan akan memproduksi 26,8 juta kendaraan – 21 persen dari pasar global.
Sebagai catatan, China kini memproduksi 62 persen kendaraan listrik dunia dan 77 persen baterai EV global, menjadikannya pemimpin pasar ini.
Dalam bidang biofarmasi, studi ITIF menemukan bahwa China masih tertinggal dibandingkan Amerika Serikat dan negara-negara Barat, namun mereka mampu mengejar ketinggalan dengan cepat.
Dari tahun 2002 hingga 2019, nilai tambah industri biofarmasi Tiongkok meningkat empat kali lipat hingga hampir 25 persen dari total global.
Namun di bidang robotika, perusahaan-perusahaan China masih kalah inovatif dibandingkan perusahaan-perusahaan di AS, Korea Selatan, dan Jepang, kecuali Kuka, perusahaan robotika Jerman yang dimiliki oleh Grup Midea Tiongkok.
Meski begitu, Tiongkok pada tahun lalu mengerahkan lebih banyak robot industri dibandingkan gabungan seluruh negara lain, sehingga akan berdampak besar pada perekonomian manufaktur mereka.
Untuk semikonduktor, Tiongkok tertinggal dua hingga lima tahun dari para pemimpin global. Huawei Technologies, yang telah dikenakan sanksi keras oleh AS sejak tahun 2020, masih mampu meluncurkan ponsel pintar dengan chip canggih buatan dalam negeri tahun lalu, yang mengejutkan Washington.
Untuk mempertahankan posisi teknologi mereka, Departemen Perdagangan AS pada bulan September mengumumkan kontrol ekspor baru pada komputasi kuantum dan alat pembuatan chip yang canggih.
Lihat Juga :
tulis komentar anda