Astronom Temukan sebuah Planet yang Menetukan Nasib Bumi
Jum'at, 27 September 2024 - 08:18 WIB
CALIFORNIA - Para astronom telah menemukan sebuah planet yang berkeliaran di Bima Sakti, mengorbit sebuah katai putih. Dengan massa sekitar 1,9 kali massa Bumi, planet ini kemungkinan mendukung kehidupan selama masa hidupnya dan mengorbit sebuah bintang induk.
BACA JUGA - China Berhasil Foto Keseluruhan Planet Mars
Namun, semua kehidupan pasti telah berakhir ketika bintangnya mati secara tragis. Peristiwa itu menyebabkan planet tersebut hanyut tanpa adanya gaya gravitasi.
Penemuan yang dilakukan oleh tim yang dipimpin oleh astronom Keming Zhang dari Universitas California ini memberi kita gambaran sekilas tentang bagaimana kehidupan suatu hari nanti dapat berakhir di planet kita sendiri dan nasib Bumi setelah Matahari mati dan berevolusi menjadi katai putih.
Penelitian terkini menunjukkan bahwa Matahari akan menemui ajalnya dalam waktu sekitar satu miliar tahun.
Planet ini terletak di dekat tonjolan pusat galaksi kita dan berjarak sekitar 4.000 tahun cahaya dari kita. Para peneliti mempelajari planet ini dengan teleskop Keck 10 meter di Hawaii.
Mereka melihat bahwa planet itu berputar mengelilingi inti padat dan panas dari sebuah bintang yang telah mati. Inti ini, yang dikenal sebagai katai putih, membutuhkan waktu triliunan tahun untuk mendingin sepenuhnya.
Bintang berubah menjadi katai putih setelah kehabisan bahan bakar hidrogen untuk melakukan fusi di intinya. Bintang menjadi kurang stabil dan mengembang hingga ukuran yang sangat besar, yang disebut fase raksasa merah.
Selama fase ini, atmosfer luar bintang mengembang dan dapat mengembang hingga ratusan kali ukuran awalnya. Saat Matahari mencapai kondisi ini, diperkirakan ia akan membesar sehingga akan melahap Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars dalam prosesnya.
BACA JUGA - China Berhasil Foto Keseluruhan Planet Mars
Namun, semua kehidupan pasti telah berakhir ketika bintangnya mati secara tragis. Peristiwa itu menyebabkan planet tersebut hanyut tanpa adanya gaya gravitasi.
Penemuan yang dilakukan oleh tim yang dipimpin oleh astronom Keming Zhang dari Universitas California ini memberi kita gambaran sekilas tentang bagaimana kehidupan suatu hari nanti dapat berakhir di planet kita sendiri dan nasib Bumi setelah Matahari mati dan berevolusi menjadi katai putih.
Penelitian terkini menunjukkan bahwa Matahari akan menemui ajalnya dalam waktu sekitar satu miliar tahun.
Planet ini terletak di dekat tonjolan pusat galaksi kita dan berjarak sekitar 4.000 tahun cahaya dari kita. Para peneliti mempelajari planet ini dengan teleskop Keck 10 meter di Hawaii.
Mereka melihat bahwa planet itu berputar mengelilingi inti padat dan panas dari sebuah bintang yang telah mati. Inti ini, yang dikenal sebagai katai putih, membutuhkan waktu triliunan tahun untuk mendingin sepenuhnya.
Bintang berubah menjadi katai putih setelah kehabisan bahan bakar hidrogen untuk melakukan fusi di intinya. Bintang menjadi kurang stabil dan mengembang hingga ukuran yang sangat besar, yang disebut fase raksasa merah.
Selama fase ini, atmosfer luar bintang mengembang dan dapat mengembang hingga ratusan kali ukuran awalnya. Saat Matahari mencapai kondisi ini, diperkirakan ia akan membesar sehingga akan melahap Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars dalam prosesnya.
tulis komentar anda