Gurun Sahara Banjir, Sungai Amazon Kering Kerontang: Ketika Bumi Berputar Balik
Sabtu, 12 Oktober 2024 - 18:31 WIB
SAHARA - Fenomena alam ekstrem menghantam dua wilayah yang bertolak belakang: Gurun Sahara yang biasanya gersang dilanda banjir besar pertama dalam setengah abad, sementara Sungai Amazon, sumber air terbesar di dunia, mengering ke level terendah dalam sejarah.
Perubahan iklim yang semakin tidak menentu telah menciptakan anomali cuaca yang mengejutkan di seluruh dunia.
Gurun Sahara, yang dikenal dengan suhu panas dan lanskap keringnya, kini digenangi air. Di sisi lain, Sungai Amazon, urat nadi hutan hujan Amazon, mengalami kekeringan parah yang mengancam ekosistem dan kehidupan jutaan orang.
Banjir Bandang di Sahara: Hujan Deras Mengubah Gurun Pasir Menjadi Danau
Pada September 2024, hujan deras yang melebihi curah hujan tahunan menghujani beberapa wilayah di Maroko tenggara. Dalam waktu dua hari, lebih dari 100 mm hujan tercatat di Tagounite, sebuah desa sekitar 450 km selatan ibu kota, Rabat.
“Sudah 30 hingga 50 tahun sejak kami mengalami hujan sebanyak ini dalam waktu sesingkat itu,” kata Houssine Youabeb, seorang pejabat dari badan meteorologi Maroko, kepada Associated Press.
Citra satelit dari NASA menunjukkan Danau Iriqui, dasar danau yang telah kering selama 50 tahun, terisi kembali dengan air. Banjir bandang ini telah menyebabkan kerusakan yang signifikan, menewaskan 18 orang dan mempengaruhi wilayah yang masih berjuang untuk pulih dari gempa bumi tahun lalu.
Kekeringan Ekstrem di Amazon: Sungai Negro Menyusut ke Level Terendah
Sementara Sahara berjuang melawan banjir, Sungai Amazon di Amerika Selatan mengalami kekeringan terparah dalam sejarah. Sungai Negro, salah satu anak sungai utama Amazon, telah menyusut ke level terendah yang pernah tercatat, yaitu 12,66 meter di pelabuhan Manaus, jauh di bawah level normal sekitar 21 meter.
Perubahan iklim yang semakin tidak menentu telah menciptakan anomali cuaca yang mengejutkan di seluruh dunia.
Gurun Sahara, yang dikenal dengan suhu panas dan lanskap keringnya, kini digenangi air. Di sisi lain, Sungai Amazon, urat nadi hutan hujan Amazon, mengalami kekeringan parah yang mengancam ekosistem dan kehidupan jutaan orang.
Banjir Bandang di Sahara: Hujan Deras Mengubah Gurun Pasir Menjadi Danau
Pada September 2024, hujan deras yang melebihi curah hujan tahunan menghujani beberapa wilayah di Maroko tenggara. Dalam waktu dua hari, lebih dari 100 mm hujan tercatat di Tagounite, sebuah desa sekitar 450 km selatan ibu kota, Rabat.“Sudah 30 hingga 50 tahun sejak kami mengalami hujan sebanyak ini dalam waktu sesingkat itu,” kata Houssine Youabeb, seorang pejabat dari badan meteorologi Maroko, kepada Associated Press.
Citra satelit dari NASA menunjukkan Danau Iriqui, dasar danau yang telah kering selama 50 tahun, terisi kembali dengan air. Banjir bandang ini telah menyebabkan kerusakan yang signifikan, menewaskan 18 orang dan mempengaruhi wilayah yang masih berjuang untuk pulih dari gempa bumi tahun lalu.
Kekeringan Ekstrem di Amazon: Sungai Negro Menyusut ke Level Terendah
Sementara Sahara berjuang melawan banjir, Sungai Amazon di Amerika Selatan mengalami kekeringan terparah dalam sejarah. Sungai Negro, salah satu anak sungai utama Amazon, telah menyusut ke level terendah yang pernah tercatat, yaitu 12,66 meter di pelabuhan Manaus, jauh di bawah level normal sekitar 21 meter.
tulis komentar anda