Ukraina Temukan Perangkat Canggih Buatan Barat di Rudal Korut
Kamis, 24 Oktober 2024 - 13:41 WIB
Beberapa perusahaan yang terlibat telah membantah mengetahui bahwa produk mereka dijual ke Korea Utara.
Perusahaan-perusahaan asal Amerika menyatakan bahwa mereka bekerja sama dengan pihak berwenang untuk memperkuat langkah-langkah kepatuhan dan mencegah penyalahgunaan produk mereka.
Broadcom, khususnya, menyebutkan bahwa banyak komponen mereka sering dipalsukan, menyiratkan bahwa beberapa chip bermerek Broadcom yang ditemukan mungkin tidak asli dan ada kemungkinan mencapai Korea Utara melalui cara ilegal.
Kekhawatiran akan kemampuan Rusia untuk terus memperoleh komponen-komponen ini sangat penting, mengingat komponen tersebut krusial dalam pembangunan rudal yang digunakan dalam serangan terhadap infrastruktur sipil, bisnis, dan jaringan energi Ukraina.
Lebih jauh lagi, ada kekhawatiran mengenai semakin kuatnya kemitraan antara Korea Utara, Rusia, Iran, dan kemungkinan negara-negara yang terkena sanksi lainnya.
Kolaborasi ini tampaknya melampaui sekadar pasokan suku cadang, dengan negara-negara tersebut berpotensi saling tukar insinyur dan keahlian teknologi untuk meningkatkan kapabilitas militer mereka.
Peningkatan kerjasama antara negara-negara yang dikenakan sanksi ini mengancam untuk semakin merongrong upaya keamanan global.
Dengan adanya penemuan ini, semakin jelas bahwa upaya internasional untuk menghentikan transfer teknologi militer ke negara-negara yang terlibat konflik harus diperkuat.
Kewaspadaan terhadap aliran barang dan teknologi ke negara-negara yang dikenakan sanksi menjadi semakin mendesak untuk menjaga stabilitas dan keamanan global.
Perusahaan-perusahaan asal Amerika menyatakan bahwa mereka bekerja sama dengan pihak berwenang untuk memperkuat langkah-langkah kepatuhan dan mencegah penyalahgunaan produk mereka.
Broadcom, khususnya, menyebutkan bahwa banyak komponen mereka sering dipalsukan, menyiratkan bahwa beberapa chip bermerek Broadcom yang ditemukan mungkin tidak asli dan ada kemungkinan mencapai Korea Utara melalui cara ilegal.
Kekhawatiran akan kemampuan Rusia untuk terus memperoleh komponen-komponen ini sangat penting, mengingat komponen tersebut krusial dalam pembangunan rudal yang digunakan dalam serangan terhadap infrastruktur sipil, bisnis, dan jaringan energi Ukraina.
Lebih jauh lagi, ada kekhawatiran mengenai semakin kuatnya kemitraan antara Korea Utara, Rusia, Iran, dan kemungkinan negara-negara yang terkena sanksi lainnya.
Kolaborasi ini tampaknya melampaui sekadar pasokan suku cadang, dengan negara-negara tersebut berpotensi saling tukar insinyur dan keahlian teknologi untuk meningkatkan kapabilitas militer mereka.
Peningkatan kerjasama antara negara-negara yang dikenakan sanksi ini mengancam untuk semakin merongrong upaya keamanan global.
Dengan adanya penemuan ini, semakin jelas bahwa upaya internasional untuk menghentikan transfer teknologi militer ke negara-negara yang terlibat konflik harus diperkuat.
Kewaspadaan terhadap aliran barang dan teknologi ke negara-negara yang dikenakan sanksi menjadi semakin mendesak untuk menjaga stabilitas dan keamanan global.
(wbs)
tulis komentar anda