Rahasia Dibalik Kemegahan Tembok Besar China, Teknik Konstruksi Kuno Tanpa Semen

Sabtu, 21 Desember 2024 - 14:59 WIB
Sebuah prasasti batu di Tembok Besar Badaling mencatat bahwa pada masa Dinasti Ming (1582 M), tenaga kerja untuk membangun tembok terutama berasal dari tentara, dengan setiap seksi proyek melibatkan ribuan orang, termasuk perwira, pasukan, dan petani.

Teknik Transportasi Material yang Cerdas

Pembangunan Tembok Besar merupakan pekerjaan yang sangat berat. Tanpa mesin konstruksi dan alat transportasi modern, para pekerja harus mengangkut tanah, kapur, batu besar, dan batu bata ke atas bukit dan melintasi lembah. Di Juyongguan dan Badaling, terdapat batu-batu raksasa dengan panjang tiga meter dan berat lebih dari dua ribu kilogram.

Untuk mengangkut material tersebut, para pembangun menggunakan berbagai cara:

- Tenaga manusia: Metode paling primitif dengan menggunakan tenaga manusia untuk membawa material ke kaki gunung dan meneruskannya secara estafet ke atas.

- Mesin sederhana: Penggunaan alat seperti gerobak, balok kayu yang digulingkan, dan linggis untuk mengangkut batu besar, serta kerekan untuk mengangkat batu ke atas punggung bukit.

- Keranjang terbang: Sejenis kereta gantung primitif yang digunakan untuk mengangkut batu bata dan kapur melintasi parit dan lembah sempit.

- Hewan pengangkut: Kambing dan keledai digunakan untuk membawa kapur dan batu bata di dalam keranjang saat membangun Tembok Besar di Pegunungan Badaling.

Rahasia Kekuatan Tembok Besar: Mortar Beras Ketan

Sebelum semen ditemukan, orang China kuno menggunakan material ajaib untuk merekatkan batu bata, yaitu mortar beras ketan.

Pada abad ke-6 M, ditemukan sejenis material konstruksi yang terbuat dari campuran air tajin dan mortar kapur.

Kekuatan mortar ini jauh lebih tinggi daripada mortar kapur murni. Pada masa Dinasti Ming dan Qing, mortar beras ketan banyak digunakan pada dinding bangunan.

Hingga kini, Tembok Besar dan bangunan dari Dinasti Ming masih kokoh berdiri, bahkan beberapa di antaranya lebih kuat daripada bangunan modern.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More