Penelitian Baru Ungkap Kecepatan Otak Manusia saat Berpikir
Kamis, 26 Desember 2024 - 23:25 WIB
CALIFORNIA - Sekelompok peneliti dari California Institute of Technology mengukur kecepatan otak manusia dalam memproses informasi, yang menunjukkan tidak setajam yang kita kira. Studi ini telah membuka jalan baru bagi eksplorasi ilmu saraf.
Penelitian ini mengungkap bahwa kecepatan berpikir manusia hanya 10 bit per detik, jauh lebih rendah dari yang kita bayangkan. Otak kita memproses pikiran satu per satu, sehingga menjadi antrean yang lambat dan padat.
Informasi baru ini kontras dengan cara kerja sistem saraf tepi yang memproses gigabit data sensorik dalam satu detik, sehingga menimbulkan banyak pertanyaan bagi para ilmuwan.
Penelitian yang dipimpin oleh ahli saraf Jieyu Zheng dilakukan di laboratorium Markus Meister dan diterbitkan dalam jurnal Neuron pada 17 Desember.
“Ini adalah angka yang sangat rendah,” kata Meister. “Setiap saat, kita hanya mengekstrak 10 bit dari triliunan yang diterima oleh indra kita dan menggunakan 10 bit tersebut untuk memahami dunia di sekitar kita dan membuat keputusan. Hal ini menimbulkan paradoks: Apa yang dilakukan otak untuk menyaring semua informasi ini?”
Zheng dan Meister telah menyoroti dalam makalah yang mereka terbitkan bahwa meskipun mata pikiran kita, memori fotografis, dan pemrosesan bawah sadar sangat kaya, otak sebenarnya beroperasi dalam kecepatan yang lambat, yang jarang melebihi 10 bit per detik.
"Pemahaman saat ini tidak sepadan dengan sumber daya pemrosesan yang sangat besar yang tersedia, dan kami belum melihat usulan yang layak untuk apa yang akan menciptakan kemacetan saraf yang memaksa operasi untai tunggal," tulis para penulis.
Dengan lebih dari 85 miliar neuron di otak yang membentuk triliunan koneksi, yang memungkinkan kita untuk merasakan dan berpikir, mengapa masing-masing dari mereka tidak dapat memproses secara kolektif pada kecepatan yang lebih cepat tidak diketahui.
"Nenek moyang kita telah memilih ceruk ekologis di mana dunia cukup lambat untuk memungkinkan kelangsungan hidup," tulis Zheng dan Meister. "Faktanya, 10 bit per detik hanya dibutuhkan dalam situasi terburuk, dan sebagian besar waktu lingkungan kita berubah dengan kecepatan yang jauh lebih santai."
Para ilmuwan telah mengusulkan pengembangan suatu antarmuka yang dapat menghubungkan otak dan komputer agar manusia dapat berkomunikasi lebih cepat daripada kecepatan berbicara atau mengetik yang normal, studi baru menunjukkan bahwa otak kita hanya dapat berkomunikasi pada kecepatan yang sama yaitu 10 bit per detik.
Penelitian ini mengungkap bahwa kecepatan berpikir manusia hanya 10 bit per detik, jauh lebih rendah dari yang kita bayangkan. Otak kita memproses pikiran satu per satu, sehingga menjadi antrean yang lambat dan padat.
Informasi baru ini kontras dengan cara kerja sistem saraf tepi yang memproses gigabit data sensorik dalam satu detik, sehingga menimbulkan banyak pertanyaan bagi para ilmuwan.
Penelitian yang dipimpin oleh ahli saraf Jieyu Zheng dilakukan di laboratorium Markus Meister dan diterbitkan dalam jurnal Neuron pada 17 Desember.
“Ini adalah angka yang sangat rendah,” kata Meister. “Setiap saat, kita hanya mengekstrak 10 bit dari triliunan yang diterima oleh indra kita dan menggunakan 10 bit tersebut untuk memahami dunia di sekitar kita dan membuat keputusan. Hal ini menimbulkan paradoks: Apa yang dilakukan otak untuk menyaring semua informasi ini?”
Zheng dan Meister telah menyoroti dalam makalah yang mereka terbitkan bahwa meskipun mata pikiran kita, memori fotografis, dan pemrosesan bawah sadar sangat kaya, otak sebenarnya beroperasi dalam kecepatan yang lambat, yang jarang melebihi 10 bit per detik.
"Pemahaman saat ini tidak sepadan dengan sumber daya pemrosesan yang sangat besar yang tersedia, dan kami belum melihat usulan yang layak untuk apa yang akan menciptakan kemacetan saraf yang memaksa operasi untai tunggal," tulis para penulis.
Dengan lebih dari 85 miliar neuron di otak yang membentuk triliunan koneksi, yang memungkinkan kita untuk merasakan dan berpikir, mengapa masing-masing dari mereka tidak dapat memproses secara kolektif pada kecepatan yang lebih cepat tidak diketahui.
"Nenek moyang kita telah memilih ceruk ekologis di mana dunia cukup lambat untuk memungkinkan kelangsungan hidup," tulis Zheng dan Meister. "Faktanya, 10 bit per detik hanya dibutuhkan dalam situasi terburuk, dan sebagian besar waktu lingkungan kita berubah dengan kecepatan yang jauh lebih santai."
Para ilmuwan telah mengusulkan pengembangan suatu antarmuka yang dapat menghubungkan otak dan komputer agar manusia dapat berkomunikasi lebih cepat daripada kecepatan berbicara atau mengetik yang normal, studi baru menunjukkan bahwa otak kita hanya dapat berkomunikasi pada kecepatan yang sama yaitu 10 bit per detik.
(wbs)
Lihat Juga :
tulis komentar anda