Pesawat Chang'e 5 China Kembali ke Bumi, Bawa Debu dari Bulan
Jum'at, 04 Desember 2020 - 14:18 WIB
BEIJING - Pesawat luar angkasa milik China, Chang'e 5 , lepas landas dari permukaan Bulan pada Kamis malam waktu Beijing. Chang'e 5 kembali ke Bumi dengan membawa tabung berisi debu dan bebatuan Bulan. (Baca juga : Video Ini Memperlihat Chang'e 5 Mendarat Mulus di Bulan )
Kantor berita Xinhua melaporkan sebelum tengah malam bahwa pendaki berhasil lepas landas dari bulan. "Ini merupakan pesawat luar angkasa China pertama yang lepas landas dari benda luar angkasa," tulis laporan tersebut dikutip dari South China Morning Post, Jumat (4/12/2020).
Debu dan bebatuan dari Bulan akan ditransfer ke kapsul kembali yang diperkirakan akan mendarat di padang rumput yang tertutup salju di Mongolia Dalam di China utara dalam waktu kurang dari dua minggu.
Jika berhasil, ini akan menjadi yang pertama kali sampel bulan dibawa kembali ke Bumi sejak misi AS dan Soviet pada 1960-an dan 70-an.
Pesawat ruang angkasa itu sibuk sejak mendarat di dekat puncak Mons Rümker, sebuah gunung di wilayah bulan di Oceanus Procellarum (Ocean of Storms), setelah pukul 11 malam waktu Beijing pada hari Selasa.
Selama pendaratan di Bulan wahana antariksa ini mengambil sekitar 1,5 kg batu dan tanah dari permukaan menggunakan lengan robotik dan mengebor sekitar 2 meter untuk 500 gram sampel bawah tanah. Semua itu harus dilakukan sebelum baterai solar-nya kehabisan daya.
Wakil kepala desainer pesawat luar angkasa, Hong Xin, dan timnya di Institut Propulsi Luar Angkasa Shanghai, mengaku tegang menantikan momen saat Chang'e 5 kembali ke Bumi. (Baca juga : Keren, Louis Vuitton Kolaborasi dengan Maison Bikin Sepeda )
Kekhawatiran terbesar mereka adalah lepas landas dari bulan mesin roket di ascender harus tahan terhadap panas siang hari yang membakar dan tantangan lingkungan lainnya. Ada juga kemungkinan ada bagian bisa lepas saat Chang'e 5 mendarat, dan debu bulan dapat mengganggu komponen atau sensor.
Untuk mengurangi risiko itu, tim dan Hong membangun mesin roket dengan presisi pembuat jam tangan sehingga mereka bisa menangani ekspansi atau kontraksi apapu yang disebabkan oleh variasi suhu sambil mencegah masuknya debu atau puing, demikian menurut China Space News.
Kantor berita Xinhua melaporkan sebelum tengah malam bahwa pendaki berhasil lepas landas dari bulan. "Ini merupakan pesawat luar angkasa China pertama yang lepas landas dari benda luar angkasa," tulis laporan tersebut dikutip dari South China Morning Post, Jumat (4/12/2020).
Debu dan bebatuan dari Bulan akan ditransfer ke kapsul kembali yang diperkirakan akan mendarat di padang rumput yang tertutup salju di Mongolia Dalam di China utara dalam waktu kurang dari dua minggu.
Jika berhasil, ini akan menjadi yang pertama kali sampel bulan dibawa kembali ke Bumi sejak misi AS dan Soviet pada 1960-an dan 70-an.
Pesawat ruang angkasa itu sibuk sejak mendarat di dekat puncak Mons Rümker, sebuah gunung di wilayah bulan di Oceanus Procellarum (Ocean of Storms), setelah pukul 11 malam waktu Beijing pada hari Selasa.
Selama pendaratan di Bulan wahana antariksa ini mengambil sekitar 1,5 kg batu dan tanah dari permukaan menggunakan lengan robotik dan mengebor sekitar 2 meter untuk 500 gram sampel bawah tanah. Semua itu harus dilakukan sebelum baterai solar-nya kehabisan daya.
Wakil kepala desainer pesawat luar angkasa, Hong Xin, dan timnya di Institut Propulsi Luar Angkasa Shanghai, mengaku tegang menantikan momen saat Chang'e 5 kembali ke Bumi. (Baca juga : Keren, Louis Vuitton Kolaborasi dengan Maison Bikin Sepeda )
Kekhawatiran terbesar mereka adalah lepas landas dari bulan mesin roket di ascender harus tahan terhadap panas siang hari yang membakar dan tantangan lingkungan lainnya. Ada juga kemungkinan ada bagian bisa lepas saat Chang'e 5 mendarat, dan debu bulan dapat mengganggu komponen atau sensor.
Untuk mengurangi risiko itu, tim dan Hong membangun mesin roket dengan presisi pembuat jam tangan sehingga mereka bisa menangani ekspansi atau kontraksi apapu yang disebabkan oleh variasi suhu sambil mencegah masuknya debu atau puing, demikian menurut China Space News.
(wsb)
tulis komentar anda