Mutasi Baru Lahir di Inggris, Dunia Siaga Satu
Selasa, 22 Desember 2020 - 19:05 WIB
JAKARTA - Virus corona jenis baru telah teridentifikasi dan menyebar di Selatan Inggris, sejak September 2020 lalu. Bahkan, menurut WHO, virus baru tersebut juga telah menyebar di beberapa negara lainnya. BACA JUGA - Sinovac Dibeli Indonesia, China Borong Vaksin COVID-19 Buatan Jerman dan Inggris
Maria van Kerkhove, Kepala Teknis WHO khusus Covid-19 memaparkan, strain serupa telah ditemukan di Denmark, Belanda, dan Australia. Hingga saat ini virus corona baru itu belum menyebar luas. BACA JUGA- 1,2 Juta Dosis Diborong Indonesia, Riset Sebut Imunitas Vaksin Sinovac Terendah
Kendati demikian, melansir dari Al Jazeera, Selasa (22/12/2020), para peneliti sedang mendalami virus ini untuk memahami seberapa cepat virus bisa menyebar. Hal ini terkait varian dari virus itu sendiri.
"Semakin lama virus ini menyebar, semakin banyak peluang yang dimilikinya untuk berubah. Kami benar-benar perlu upayakan semua yang kami bisa sekarang untuk mencegah penyebaran.” tegas Kerkhove.
Di sisi lain, otoritas kesehatan Inggris menjelaskan, meski telah ditemukan sejak September 2020 lalu, tetapi baru pekan lalu otoritas memiliki bukti kuat bahwa jenis virus ini lebih kuat dibandingkan yang telah beredar hampir di seluruh dunia.
Patrick Vallance, Kepala Penasihat Ilmiah Inggris, mengaku prihatin mengenai munculnya virus corona jenis baru ini, karena diindikasikan memiliki 23 perubahan berbeda.
Meski pemerintah Inggris tak yakni virus jenis baru itu berasal dari negaranya, tetapi virus tersebut sudah kadung menginfekesi 60% populasi di London.
Pada pekan lalu, Italia juga telah mengonfirmasi kemunculan virus corona jenis baru lewat seseorang yang baru saja kembali dari Inggris. Sementara Afrika Selatan mengaku virus ini mendongkrak jumlah pasien di negaranya.
Maria van Kerkhove, Kepala Teknis WHO khusus Covid-19 memaparkan, strain serupa telah ditemukan di Denmark, Belanda, dan Australia. Hingga saat ini virus corona baru itu belum menyebar luas. BACA JUGA- 1,2 Juta Dosis Diborong Indonesia, Riset Sebut Imunitas Vaksin Sinovac Terendah
Kendati demikian, melansir dari Al Jazeera, Selasa (22/12/2020), para peneliti sedang mendalami virus ini untuk memahami seberapa cepat virus bisa menyebar. Hal ini terkait varian dari virus itu sendiri.
"Semakin lama virus ini menyebar, semakin banyak peluang yang dimilikinya untuk berubah. Kami benar-benar perlu upayakan semua yang kami bisa sekarang untuk mencegah penyebaran.” tegas Kerkhove.
Di sisi lain, otoritas kesehatan Inggris menjelaskan, meski telah ditemukan sejak September 2020 lalu, tetapi baru pekan lalu otoritas memiliki bukti kuat bahwa jenis virus ini lebih kuat dibandingkan yang telah beredar hampir di seluruh dunia.
Patrick Vallance, Kepala Penasihat Ilmiah Inggris, mengaku prihatin mengenai munculnya virus corona jenis baru ini, karena diindikasikan memiliki 23 perubahan berbeda.
Meski pemerintah Inggris tak yakni virus jenis baru itu berasal dari negaranya, tetapi virus tersebut sudah kadung menginfekesi 60% populasi di London.
Pada pekan lalu, Italia juga telah mengonfirmasi kemunculan virus corona jenis baru lewat seseorang yang baru saja kembali dari Inggris. Sementara Afrika Selatan mengaku virus ini mendongkrak jumlah pasien di negaranya.
(wbs)
tulis komentar anda