1,2 Juta Dosis Diborong Indonesia, Riset Sebut Imunitas Vaksin Sinovac Terendah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak 1,2 juta dosis Vaksin Covid-19 buatan China Sinovac , China, telah tiba di Indonesia, Minggu (6/12/2020). Namun laporan terbaru dari hasil Riset menunjukan bahwa vaksin Sinovac memiliki khasiat menjaga imunitas tubuh paling rendah. BA ca Juga - Fakta Rolex Green Submariner di Lingkaran Dugaan Korupsi Edhy Prabowo
Al Jazeera, dari 20 negara yang telah tercatat memesan Vaksin Virus Corona, memang baru Indonesia yang memesan Vaksin Sinovac.
Al Jazeera juga mengungkap data bersumber dari reuters dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dari 10 jenis vaksin yang siap edar, ternyata Vaksin Sinovac memiliki pengaruh terhadap imunitas tubuh yang paling low atau rendah.
Penemuan Sinovac, yang diterbitkan dalam makalah telaah sejawat di jurnal medis The Lancet Infectious Diseases, berasal dari hasil uji klinis Fase I dan Fase II di China yang melibatkan lebih dari 700 peserta.
Studi tersebut mengikuti pengumuman yang menggembirakan bulan ini dari pembuat obat AS Pfizer dan Moderna, serta Sputnik V Rusia, bahwa vaksin eksperimental mereka lebih dari 90 persen efektif berdasarkan data sementara dari uji coba tahap akhir yang besar.
Berdasarkan tabel di bawah ini dipaparkan dampak ke-10 jenis vaksin tersebut terhadap imunitas tubuh relawan uji coba.
Naor Bar-Zeev dari Universitas Johns Hopkins, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, mengatakan bahwa hasil tersebut harus ditafsirkan dengan hati-hati sampai hasil Tahap III dipublikasikan.
“Tapi meski begitu, setelah uji coba Tahap III dan setelah perizinan, kita harus tetap berhati-hati,” ujarnya.
Al Jazeera, dari 20 negara yang telah tercatat memesan Vaksin Virus Corona, memang baru Indonesia yang memesan Vaksin Sinovac.
Al Jazeera juga mengungkap data bersumber dari reuters dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dari 10 jenis vaksin yang siap edar, ternyata Vaksin Sinovac memiliki pengaruh terhadap imunitas tubuh yang paling low atau rendah.
Penemuan Sinovac, yang diterbitkan dalam makalah telaah sejawat di jurnal medis The Lancet Infectious Diseases, berasal dari hasil uji klinis Fase I dan Fase II di China yang melibatkan lebih dari 700 peserta.
Studi tersebut mengikuti pengumuman yang menggembirakan bulan ini dari pembuat obat AS Pfizer dan Moderna, serta Sputnik V Rusia, bahwa vaksin eksperimental mereka lebih dari 90 persen efektif berdasarkan data sementara dari uji coba tahap akhir yang besar.
Berdasarkan tabel di bawah ini dipaparkan dampak ke-10 jenis vaksin tersebut terhadap imunitas tubuh relawan uji coba.
Naor Bar-Zeev dari Universitas Johns Hopkins, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, mengatakan bahwa hasil tersebut harus ditafsirkan dengan hati-hati sampai hasil Tahap III dipublikasikan.
“Tapi meski begitu, setelah uji coba Tahap III dan setelah perizinan, kita harus tetap berhati-hati,” ujarnya.
(wbs)