Dunia Siaga 1, Ini Keterangan WHO Soal Mutasi Virus Corona di Inggris
Rabu, 23 Desember 2020 - 16:03 WIB
LONDON - Munculnya varian virus corona baru di Inggris memunculkan kekhawatiran yang besar. Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa kekhawatiran tersebut jangan berlebihan. BACA JUGA - Sinovac Dibeli Indonesia, China Borong Vaksin COVID-19 Buatan Jerman dan Inggris
Menurut WHO, varian baru ini merupakan bagian normal dari evolusi pandemi. Kepala Darurat WHO, Mike Ryan, bahkan memberikan pandangan positif pada penemuan strain baru ini, terkait berfungsinya alat baru pelacak virus.
"Mampu melacak virus sedekat ini dengan hati-hati, secara ilmiah dalam waktu nyata, merupakan perkembangan positif bagi kesehatan masyarakat global," kata Ryan.
Menurut WHO, mereka tidak memiliki bukti bahwa varian baru itu bisa membuat orang lebih sakit atau lebih mematikan daripada jenis Covid-19 yang ada, meskipun terindikasi menyebar lebih mudah. BACA JUGA- 1,2 Juta Dosis Diborong Indonesia, Riset Sebut Imunitas Vaksin Sinovac Terendah
Menurut Ryan, negara-negara yang memberlakukan pembatasan perjalanan bertindak karena sangat berhati-hati saat menilai risiko, dan langkah ini dianggap sangat bijak.
WHO juga menjelaskan, mutasi virus corona sejauh ini jauh lebih lambat dibandingkan dengan influenza, dan bahkan varian baru di Inggris tetap tak seganas varian penyakit lainnya.
Mereka mengatakan, vaksin yang dikembangkan untuk memerangi Covid-19 juga harus menangani varian baru, meskipun pemeriksaan sedang dilakukan untuk nengetahui titik lemah dari virus tersebut.
Lihat Juga: Viral Mitos Penyakit Mpox Efek dari Vaksin COVID-19, Kemenkes Tegaskan Tak Ada Hubungannya
Menurut WHO, varian baru ini merupakan bagian normal dari evolusi pandemi. Kepala Darurat WHO, Mike Ryan, bahkan memberikan pandangan positif pada penemuan strain baru ini, terkait berfungsinya alat baru pelacak virus.
"Mampu melacak virus sedekat ini dengan hati-hati, secara ilmiah dalam waktu nyata, merupakan perkembangan positif bagi kesehatan masyarakat global," kata Ryan.
Menurut WHO, mereka tidak memiliki bukti bahwa varian baru itu bisa membuat orang lebih sakit atau lebih mematikan daripada jenis Covid-19 yang ada, meskipun terindikasi menyebar lebih mudah. BACA JUGA- 1,2 Juta Dosis Diborong Indonesia, Riset Sebut Imunitas Vaksin Sinovac Terendah
Menurut Ryan, negara-negara yang memberlakukan pembatasan perjalanan bertindak karena sangat berhati-hati saat menilai risiko, dan langkah ini dianggap sangat bijak.
WHO juga menjelaskan, mutasi virus corona sejauh ini jauh lebih lambat dibandingkan dengan influenza, dan bahkan varian baru di Inggris tetap tak seganas varian penyakit lainnya.
Mereka mengatakan, vaksin yang dikembangkan untuk memerangi Covid-19 juga harus menangani varian baru, meskipun pemeriksaan sedang dilakukan untuk nengetahui titik lemah dari virus tersebut.
Lihat Juga: Viral Mitos Penyakit Mpox Efek dari Vaksin COVID-19, Kemenkes Tegaskan Tak Ada Hubungannya
(wbs)
tulis komentar anda