9 Hal yang Perlu Diketahui Dokter dan Pasien soal Vaksin Pfizer

Jum'at, 08 Januari 2021 - 15:51 WIB
Berbeda dengan persetujuan suatu vaksin. Menurut situs FDA, EUA "adalah mekanisme untuk memfasilitasi ketersediaan dan penggunaan tindakan medis, termasuk vaksin, selama keadaan darurat kesehatan masyarakat".

Suatu produk dapat menerima EUA jika memenuhi standar efektivitas dan penilaian manfaatnya dibandingkan dengan risikonya adalah menguntungkan. “Sangat penting bahwa semua orang tahu bahwa (EUA) tidak selalu mengambil jalan pintas atau memotong tinjauan FDA,” kata Curtis.

“Sungguh, kami hanya memotong sedikit birokrasi, beberapa dokumen, dan waktu yang diperlukan untuk melakukannya alih-alih memotong sudut apa pun pada keamanan dan kemanjuran atau mempersingkat prosesnya,” ujarnya.

Curtis menambahkan, FDA telah transparan dalam proses peninjauannya dan mengharapkan setiap produsen yang menerima EUA untuk melanjutkan uji klinisnya dan pada akhirnya mengejar persetujuan resmi FDA.

3. Jika Anda sudah pernah tertular COVID-19 atau menerima antibodi monoklonal, apakah Anda masih harus mendapatkan vaksin?

Ya, kata Fryhofer, meskipun orang yang menerima antibodi monoklonal atau serum penyembuhan harus menunggu setidaknya 90 hari sebelum mendapatkan vaksin.

4, Haruskah wanita hamil mendapatkan vaksin?

Wanita hamil atau menyusui dapat menerima vaksin jika mereka mau. Namun, data keamanan tentang populasi ini tidak diketahui saat ini. Seorang wanita yang sedang hamil atau menyusui harus berkonsultasi dengan dokternya tentang apa yang terbaik untuk dirinya dan bayinya.

5. Adakah orang yang tidak boleh mendapatkan vaksin?

Menurut ACIP, orang yang memiliki riwayat reaksi alergi terhadap vaksin apa pun sebaiknya tidak divaksinasi saat ini. Kata Fryhofer, tidak ada tanda-tanda reaksi alergi selama uji coba Pfizer. Tetapi beberapa orang di Inggris mengalami reaksi alergi parah terhadap vaksin di awal bulan.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More