Perburuan 'Huang Yanling' Ilmuwan dan Pasien Covid-19 Pertama di Dunia
Senin, 18 Januari 2021 - 00:07 WIB
BEIJING - Seorang ilmuwan yang dijuluki "Pasien Nol" atau pasien C0VID- 19 pertama di dunia yang menghilang dari laboratorium pada awal wabah Covid-19 meskipun telah dilakukan pencarian selama setahun.
Pasien dan Pakar virus Huang Yanling disebutkan media online di China pasien pertama sebelum virus ini menjadi pandemi mematikan pada Februari tahun lalu.
Klaim tersebut menciptakan hubungan antara pandemi dan Institut Virologi Wuhan yang sengaja membuat penyakit dari hewan kelelawar zoonosis - dan memicu kekhawatiran virus itu secara tidak sengaja bocor selama percobaan.
Keengganan China untuk mencari Huang telah memicu teori bahwa dia sudah mati atau ditahan oleh negara untuk menutupi peran institut dalam pandemi tersebut tulis laporan Mail on Sunday.
Departemen Luar Negeri AS percaya dia adalah orang pertama dari beberapa yang bekerja di lembaga kontroversial yang jatuh sakit pada musim gugur 2019 - beberapa bulan sebelum secara resmi diakui.
Sementara Pejabat negara di Beijing dengan cepat membantah laporan pada saat itu dan bersikeras bahwa Huang aman dan sehat.
Dan di tengah spekulasi tentang keberadaannya, atasannya menyangkal dia tengah menyelesaikan studinya di bagian lain China.
Sebuah posting yang dikatakan berasal dari ilmuwan tersebut kemudian muncul di layanan pesan WeChat yang memberi tahu rekan-rekannya bahwa dia masih hidup dan mengklaim bahwa laporan itu salah.
Bunyinya: "Kepada guru dan sesama siswa, berapa lama saya tidak berbicara. Saya Huang Yanling, masih hidup. Jika Anda menerima email apa pun [terkait rumor Covid], tolong katakan itu tidak benar."
Sejak saat itu Huang tampaknya menghilang dari media sosial dan setiap penyebutannya tampaknya menghilang dari situs web institut tersebut.
Pasien dan Pakar virus Huang Yanling disebutkan media online di China pasien pertama sebelum virus ini menjadi pandemi mematikan pada Februari tahun lalu.
Klaim tersebut menciptakan hubungan antara pandemi dan Institut Virologi Wuhan yang sengaja membuat penyakit dari hewan kelelawar zoonosis - dan memicu kekhawatiran virus itu secara tidak sengaja bocor selama percobaan.
Keengganan China untuk mencari Huang telah memicu teori bahwa dia sudah mati atau ditahan oleh negara untuk menutupi peran institut dalam pandemi tersebut tulis laporan Mail on Sunday.
Departemen Luar Negeri AS percaya dia adalah orang pertama dari beberapa yang bekerja di lembaga kontroversial yang jatuh sakit pada musim gugur 2019 - beberapa bulan sebelum secara resmi diakui.
Sementara Pejabat negara di Beijing dengan cepat membantah laporan pada saat itu dan bersikeras bahwa Huang aman dan sehat.
Dan di tengah spekulasi tentang keberadaannya, atasannya menyangkal dia tengah menyelesaikan studinya di bagian lain China.
Sebuah posting yang dikatakan berasal dari ilmuwan tersebut kemudian muncul di layanan pesan WeChat yang memberi tahu rekan-rekannya bahwa dia masih hidup dan mengklaim bahwa laporan itu salah.
Bunyinya: "Kepada guru dan sesama siswa, berapa lama saya tidak berbicara. Saya Huang Yanling, masih hidup. Jika Anda menerima email apa pun [terkait rumor Covid], tolong katakan itu tidak benar."
Sejak saat itu Huang tampaknya menghilang dari media sosial dan setiap penyebutannya tampaknya menghilang dari situs web institut tersebut.
(wbs)
tulis komentar anda