Tantangan Astronot Muslim di Luar Angkasa, Mulai Waktu Salat hingga Arah Kiblat

Kamis, 04 Februari 2021 - 21:26 WIB
Demikian pula, Anousheh Ansari, wanita Muslim pertama di luar angkasa, membuat sedikit pernyataan publik tentang apakah tradisi agamanya memengaruhi penerbangannya dengan roket Soyuz Rusia ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada 2006. Ansari, seorang multijutawan, membayar sejumlah uang yang tidak diungkapkan —beberapa sumber mengatakan USD20 juta— untuk pergi ke ISS.

Sementara pria keturunan Iran-Amerika itu menunjukkan bahwa dia memandang iman dan sains sebagai "sangat saling melengkapi", dia tidak mencatat rencana religius tertentu untuk perjalanan luar angkasa, melainkan berfokus pada tujuan ilmiahnya.

Astronot Muslim lainnya lebih blak-blakan tentang kewajiban agama mereka. Pada tahun 2007, Malaysia mengirimkan astronot pertamanya ke ISS sebagai bagian dari kesepakatan senilai USD900 juta untuk membeli jet tempur dari Rusia. Astronotnya adalah Sheikh Muszaphar Shukor, seorang dokter Muslim yang diluncurkan di atas kapal Soyuz TMA-11 Rusia.

Sebelum lepas landas, Shukor, mengatakan, sementara ini prioritas utamanya lebih pada melakukan eksperimen. Sebagai tanggapan, pemerintah Malaysia mengundang 150 sarjana hukum Islam, ilmuwan, dan astronot untuk membuat pedoman bagi Dr. Shukor.

Demikianlah tantangan yang dihadapai para astronot Muslim ketika mengeksplorasi ruang angkasa. Dengan semakin terbukanya misi antariksa untuk siapapun, maka akan semakin berpeluang bagi para pecinta alam semesta bergabung dengan misi ke ruang angkasa.
(iqb)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More