Ilmuwan Perkirakan Garis Misterius di Permukaan Mars Disebabkan Hal Ini

Jum'at, 05 Februari 2021 - 14:31 WIB
Pemandangan permukaan kawah newton di Mars. Foto/NASA
JAKARTA - Di beberapa lereng Mars , di bulan-bulan yang lebih hangat, garis-garis gelap muncul. Mereka dikenal sebagai Recurring Slope Linear atau RSL dan mereka pertama kali dianggap sebagai contoh langka aliran air asin di Mars.

Seperti yang dilaporkan dalam Science Advances, studi baru tersebut menunjukkan bahwa garam dan es yang mencair dapat memengaruhi medan yang mengarah pada pembentukan tanah longsor yang kami deteksi sebagai RSL. (Baca: Ilmuwan Berusaha Mengungkap Misteri Terbentuk Ngarai 'Grand Canyon' di Mars)

Alih-alih mengalirkan air, tim percaya bahwa interaksi skala kecil antara air es, garam klorin, dan sulfat menghasilkan lumpur ketika suhu meningkat selama musim panas Mars.



Lumpur asin ini dapat memicu keruntuhan dan pergerakan tanah atau longsor. "Saya perkiraan itu terjadi karena es dan garam mencair di permukaan Mars dan bercampur dengan tanah," kata ilmuwan SETI Institute Dr Janice Bishop dalam sebuah pernyataan.

Selama lima tahun terakhir, para peneliti mempertimbangkan bagaimana medan di Bumi dapat mereproduksi apa yang kita lihat di Mars . Skenario yang paling mungkin adalah RSL unik untuk lingkungan Planet Merah. Ilmuwan mempelajari lingkungan Mars dari medan ekstrim Lembah Kering McMurdo Antartika, Laut Mati di Israel, dan Salar de Pajonales (dataran garam) di Gurun Atacama, Chili. (Baca juga: Terawetkan Secara Alami, Ilmuwan Temukan Kumbang Rawa Berusia 4.000 Tahun di Inggris)

Di lingkungan yang kering dan kaya garam tersebut, sedikit air di bawah permukaan dapat menyebabkan gangguan permukaan dan tanah longsor. Tim mengambil pengamatan ini lebih jauh dengan membuat analog tanah Mars di laboratorium.

"Menguji perilaku suhu rendah lapisan es analog Mars di laboratorium dengan spektroskopi inframerah mengungkapkan bahwa lapisan tipis air di sepanjang permukaan butiran tanah asin mencair di bawah nol, suhu mirip Mars ," kata Merve Yeşilbaş, NASA Postdoctoral (NPP) Fellow di SETI Institute.
(ysw)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More