Virus Baru Ditemukan di China, 94,5 Persen Identik dengan COVID-19
Sabtu, 13 Maret 2021 - 15:19 WIB
BEIJING - Para ilmuwan telah menemukan virus kelelawar baru di China yang mereka yakini 94,5 persen identik dengan COVID-19 . Peneliti dari Shandong First Medical University dan Shandong Academy of Medical Sciences di Taian, China membuat penemuan ini di kelelawar regional.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya telah memperingatkan lebih banyak penyakit seperti COVID-19 dapat berpindah dari hewan ke manusia, dengan menyebut ancaman 'Penyakit X'. (Baca: Ini yang Bikin Negara di ASIA Telat Menerima Vaksin Covid-19)
Para ilmuwan mengatakan penyakit yang disebut RpYN06 itu hampir identik dengan SARS-CoV-2, yang menyebabkan COVID-19. Dalam peringatannya, para peneliti China mengatakan RpYN06 adalah penyakit yang paling dekat dengan COVID-19 sejauh ia memiliki protein lonjakan yang serupa.
Protein lonjakan adalah struktur di luar virus yang digunakannya untuk mengikat sel manusia. Sejauh ini, tidak ada virus lain yang ditemukan pada kelelawar atau hewan yang memiliki struktur serupa dengan SARS-CoV-2.
Ilmuwan Shandong melihat 411 sampel yang dikumpulkan dari 23 spesies kelelawar di provinsi Yunnan di China selama 2019 dan 2020. Dari penelitian itu, ilmuwan menemukan empat virus terkait SARS-CoV-2. (Baca juga: Perubahan Iklim Akan Panjang Jadi 6 Bulan Pada Tahun 2100)
Selain RpYN06, penulis mengatakan dalam makalah mereka "tiga virus corona terkait SARS-CoV-2 lainnya hampir identik secara berurutan".
Ilmuwan yang dipimpin oleh Weifeng Shi, kemudian menambahkan "kerabat SARS-CoV-2 beredar pada spesies satwa liar di wilayah geografis yang luas di Asia Tenggara dan China bagian selatan".
Mereka mengatakan, temuan ini menyoroti keragaman virus kelelawar yang luar biasa. Temuan ini juga memperingatkan bahwa penting dalam upaya pengawasan terhadap hewan liar yang lebih luas di wilayah ini untuk membantu melacak tumpahan virus yang sedang berlangsung dari hewan ke manusia.
Ini mengikuti ahli virologi Chris van Tulleken yang memperingatkan pandemi virus lain bisa lebih mematikan daripada epidemi COVID-19 saat ini. (Baca juga: Asteroid Besar Melintasi Bumi Tanggal 21 Maret, NASA: Aman Kok!)
Berbicara di program Today BBC Radio 4, dia mengingatkan penularan virus dari hewan ke manusia bisa lebih sering terjadi daripada sebelumnya. “Ini bukan menjawab pertanyaan apakah pandemi virus berikutnya melonjak, tapi kami harus bisa memperkirakan bahwa pandemi yang akan datang bisa jauh lebih parah daripada pengalaman saat ini,” katanya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya telah memperingatkan lebih banyak penyakit seperti COVID-19 dapat berpindah dari hewan ke manusia, dengan menyebut ancaman 'Penyakit X'. (Baca: Ini yang Bikin Negara di ASIA Telat Menerima Vaksin Covid-19)
Para ilmuwan mengatakan penyakit yang disebut RpYN06 itu hampir identik dengan SARS-CoV-2, yang menyebabkan COVID-19. Dalam peringatannya, para peneliti China mengatakan RpYN06 adalah penyakit yang paling dekat dengan COVID-19 sejauh ia memiliki protein lonjakan yang serupa.
Protein lonjakan adalah struktur di luar virus yang digunakannya untuk mengikat sel manusia. Sejauh ini, tidak ada virus lain yang ditemukan pada kelelawar atau hewan yang memiliki struktur serupa dengan SARS-CoV-2.
Ilmuwan Shandong melihat 411 sampel yang dikumpulkan dari 23 spesies kelelawar di provinsi Yunnan di China selama 2019 dan 2020. Dari penelitian itu, ilmuwan menemukan empat virus terkait SARS-CoV-2. (Baca juga: Perubahan Iklim Akan Panjang Jadi 6 Bulan Pada Tahun 2100)
Selain RpYN06, penulis mengatakan dalam makalah mereka "tiga virus corona terkait SARS-CoV-2 lainnya hampir identik secara berurutan".
Ilmuwan yang dipimpin oleh Weifeng Shi, kemudian menambahkan "kerabat SARS-CoV-2 beredar pada spesies satwa liar di wilayah geografis yang luas di Asia Tenggara dan China bagian selatan".
Mereka mengatakan, temuan ini menyoroti keragaman virus kelelawar yang luar biasa. Temuan ini juga memperingatkan bahwa penting dalam upaya pengawasan terhadap hewan liar yang lebih luas di wilayah ini untuk membantu melacak tumpahan virus yang sedang berlangsung dari hewan ke manusia.
Ini mengikuti ahli virologi Chris van Tulleken yang memperingatkan pandemi virus lain bisa lebih mematikan daripada epidemi COVID-19 saat ini. (Baca juga: Asteroid Besar Melintasi Bumi Tanggal 21 Maret, NASA: Aman Kok!)
Berbicara di program Today BBC Radio 4, dia mengingatkan penularan virus dari hewan ke manusia bisa lebih sering terjadi daripada sebelumnya. “Ini bukan menjawab pertanyaan apakah pandemi virus berikutnya melonjak, tapi kami harus bisa memperkirakan bahwa pandemi yang akan datang bisa jauh lebih parah daripada pengalaman saat ini,” katanya.
(ysw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda