Larangan Mudik Kembali Diberlakukan, Ini Bahaya Menahan Rindu
Sabtu, 08 Mei 2021 - 19:33 WIB
JAKARTA - Larangan mudik yang telah diputuskan oleh pemerintah antara 6-17 Mei 2021 menjadi pro dan kontra di masyarakat. Tidak mudik tahun ini artinya kita kembali menahan rasa Rindu
Rasa rindu biasanya datang saat ada jarak yang memisahkan dengan orang tertentu. Meski sebagian besar orang menganggap munculnya rasa rindu adalah sesuatu yang wajar, namun menahan perasaan tersebut rupanya berbahaya.
Menurut sebuah penelitian yang ditulis Clarissa Silva, saat seseorang jatuh cinta, tubuhnya akan memproduksi berbagai macam hormon seperti estrogen, testoteron, dopamin, serotonin, dan oksitosin.
Sebaliknya, saat seseorang merasakan rindu, produksi hormon-hormon tersebut akan berkurang. Saat hormon tersebut berkurang, maka hasrat ingin bertemu akan semakin meningkat.
Seperti dilansir dari The Odyssey Online, hormon dopamin yang berkaitan dengan rasa bahagia, sakit, dan hasrat untuk bersama dengan orang yang dicintai akan meningkat saat sedang merasakan rindu.
Stres menjadi efek buruk akibat menahan rindu. Saat stres berlebihan, seseorang akan mengalami susah fokus, emosi tidak terkendali, sulit terhindar dari penyakit, serta mempengaruhi hormon-hormon lainnya.
Berdasarkan penjelasan tersebut, sebaiknya ketika rindu mulai terasa, alihkan perhatian dengan melakukan kegiatan lainnya. Menyibukkan diri dengan hal positif bisa menjadi salah satu solusi untuk menangani hal ini.
Sementara laman Elite Daily, reaksi kimia di otak saat Anda rindu pada pasangan dapat menjelaskan buncahan perasaan yang timbul. Banyak hal yang dilakukan atau dirasakan manusia didorong oleh proses di otak dan ini tidak disadari. Namun, bukan berarti perasaan yang muncul lewat proses di otak tersebut tidak dapat berpengaruh secara nyata.
Menurut studi dari Universitas Yeshiva, Amerika Serikat (AS), oleh ahli saraf Lucy Brown, gejala putus obat (withdrawal) dan perpisahan dengan orang yang dicinta, misalnya akibat putus cinta atau hubungan jarak jauh, di otak dikatakan mirip.
Rasa rindu biasanya datang saat ada jarak yang memisahkan dengan orang tertentu. Meski sebagian besar orang menganggap munculnya rasa rindu adalah sesuatu yang wajar, namun menahan perasaan tersebut rupanya berbahaya.
Menurut sebuah penelitian yang ditulis Clarissa Silva, saat seseorang jatuh cinta, tubuhnya akan memproduksi berbagai macam hormon seperti estrogen, testoteron, dopamin, serotonin, dan oksitosin.
Sebaliknya, saat seseorang merasakan rindu, produksi hormon-hormon tersebut akan berkurang. Saat hormon tersebut berkurang, maka hasrat ingin bertemu akan semakin meningkat.
Seperti dilansir dari The Odyssey Online, hormon dopamin yang berkaitan dengan rasa bahagia, sakit, dan hasrat untuk bersama dengan orang yang dicintai akan meningkat saat sedang merasakan rindu.
Stres menjadi efek buruk akibat menahan rindu. Saat stres berlebihan, seseorang akan mengalami susah fokus, emosi tidak terkendali, sulit terhindar dari penyakit, serta mempengaruhi hormon-hormon lainnya.
Berdasarkan penjelasan tersebut, sebaiknya ketika rindu mulai terasa, alihkan perhatian dengan melakukan kegiatan lainnya. Menyibukkan diri dengan hal positif bisa menjadi salah satu solusi untuk menangani hal ini.
Sementara laman Elite Daily, reaksi kimia di otak saat Anda rindu pada pasangan dapat menjelaskan buncahan perasaan yang timbul. Banyak hal yang dilakukan atau dirasakan manusia didorong oleh proses di otak dan ini tidak disadari. Namun, bukan berarti perasaan yang muncul lewat proses di otak tersebut tidak dapat berpengaruh secara nyata.
Menurut studi dari Universitas Yeshiva, Amerika Serikat (AS), oleh ahli saraf Lucy Brown, gejala putus obat (withdrawal) dan perpisahan dengan orang yang dicinta, misalnya akibat putus cinta atau hubungan jarak jauh, di otak dikatakan mirip.
Lihat Juga :
tulis komentar anda