Varian Delta Tak Terbendung, WHO Minta 80 Negara Waspada hingga Agustus

Selasa, 06 Juli 2021 - 19:09 WIB
Wisma Atlet atau Rumah Sakit COVID di Jakarta. FOTO/ DOK SINDOnews
NEW YORK - Organasasi kesehatan dunia WHO telah melabeli varian Delta sebagai varian yang perlu menjadi perhatian atau Variant of Concern (VOC) yang artinya bahwa virus tersebut lebih menular, lebih mematikan, atau dapat membuat vaksin dan terapi yang ada menjadi kurang efektif.

WHO pada 19 Juni menyebutkan bahwa, virus komunis Tiongkok varian Delta yang lebih menular dan mematikan, kini telah menyebar ke lebih dari 80 negara dan telah menjadi strain virus utama dari pandemi global COVID-19.

Data yang dirilis oleh CDC-AS menunjukkan bahwa, di antara kasus yang baru dikonfirmasi di Amerika Serikat, pasien yang terinfeksi strain virus Delta mencapai 10%, yang meningkat dari 6% yang tercatat pada pekan lalu. Direktur CDC, Rochelle Walensky kembali meminta warga AS untuk menerima vaksinasi.



Badan pencegahan epidemi Inggris menemukan melalui penelitian lanjutan bahwa infektivitas dari varian Delta, mencapai 60% lebih tinggi dari virus asal Wuhan.

Hal mana juga telah menggandakan jumlah pasien yang terpaksa dirawat di rumah sakit karena terinfeksi. Sedangkan dari data yang diumumkan pihak berwenang Inggris menunjukkan bahwa, lebih dari 90% pasien yang baru-baru ini tertular COVID-19 di Inggris dikonfirmasi terinfeksi virus varian Delta, dan lebih setengah dari pasien yang kemudian meninggal tersebut karena terinfeksi virus varian Delta.

Seperti dilansir dari Dailymail, Para ilmuwan mengatakan, mutasi virus Delta lebih menular dan kini menjadi sekitar 95 persen dari kasus baru di Inggris.

Stadion Wembley London menjadi tuan rumah kemenangan Inggris atas Jerman dalam kejuaraan sepak bola UEFA Euro, pada Selasa (29/6).

Wembley juga dijadwalkan menjadi tuan rumah babak semifinal dan fi nal. Namun Uni Eropa ingin pertandingan itu dipindahkan.

“Karena akan ada banyak orang dan kini stadion penuh, kami sangat khawatir dengan varian Delta," kata Wakil Kepala Komisi Eropa Margaritis Schinas.

Kecemasan itu diperkuat oleh data COVID dari Skotlandia yang diterbitkan pada Rabu (30/6), yang menunjukkan, hampir dua ribu kasus penularan baru terkait dengan penggemar sepak bola yang bepergian ke London pada 18 Juni.

Sejauh ini negara-negara Eropa memberlakukan batasan yang berbeda terhadap pelawat dari Inggris. Jerman telah menyerukan pembatasan di seluruh Uni Eropa.
(wbs)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More