Israel Berambisi Ikuti Jejak China Mendarat di Sisi Terjauh Bulan
Senin, 19 Juli 2021 - 20:25 WIB
JAKARTA - Ilmuwan Israel berambisi untuk mengirimkan wahana tak berawak ke Bulan pada tahun 2024 mendatang mengikuti jejak China. Untuk mewujudkan ambisi ini, SpaceIL mengaku sudah mendapat suntikan dana dari miliarder Prancis-Israel sebesar US$70 juta.
Organisasi SpaceIL mengatakan pada hari Minggu bahwa Patrick Drahi, seorang miliarder Prancis-Israel dan pemegang saham pengendali Altice Europe (ALLVF.PK) akan menyumbangkan dana tersebut bersama dengan Kepala SpaceIL Morris Kahn dan pengusaha Afrika Selatan Martin Moshal.
Israel akan mencoba kembali mendaratkan penjelajah tak berawak di Bulan pada Desember 2024 mendatang. Pada upaya pertama tahun 2019 lalu, pesawat luar angkasa Israel, Beresheet jatuh karena adanya kegagalan teknis.
"Saya berencana untuk melakukan segala yang ada dalam kekuatan saya untuk membawa Israel ke bulan," kata Kepala SpaceIL Morris Kahn seperti dikutip Reuters, Senin (19/7/2021).
Proyek baru bernama "Beresheet 2", akan melibatkan peluncuran dua pesawat pendarat dan pengorbit yang akan mengelilingi bulan selama bertahun-tahun untuk melakukan eksperimen dan mengumpulkan data sains.
Dikatakannya, "Beresheet 2" berencana untuk melakukan pendaratan di sisi jauh Bulan . Hanya China yang melakukan soft landing sisi jauh, pada 2019 lalu.
Dua pesawat luar angkasa Israel ini akan menjadi yang terkecil yang pernah diluncurkan ke luar angkasa karena bobotnya hanya 120 kilogram dengan bahan bakar dan 60 kg tanpa bahan bakar.
SpaceIL memimpin proyek ini bekerja sama dengan Badan Antariksa Israel, Kementerian Sains dan Teknologi, dan Industri Pesawat Terbang Israel.
Organisasi SpaceIL mengatakan pada hari Minggu bahwa Patrick Drahi, seorang miliarder Prancis-Israel dan pemegang saham pengendali Altice Europe (ALLVF.PK) akan menyumbangkan dana tersebut bersama dengan Kepala SpaceIL Morris Kahn dan pengusaha Afrika Selatan Martin Moshal.
Israel akan mencoba kembali mendaratkan penjelajah tak berawak di Bulan pada Desember 2024 mendatang. Pada upaya pertama tahun 2019 lalu, pesawat luar angkasa Israel, Beresheet jatuh karena adanya kegagalan teknis.
"Saya berencana untuk melakukan segala yang ada dalam kekuatan saya untuk membawa Israel ke bulan," kata Kepala SpaceIL Morris Kahn seperti dikutip Reuters, Senin (19/7/2021).
Proyek baru bernama "Beresheet 2", akan melibatkan peluncuran dua pesawat pendarat dan pengorbit yang akan mengelilingi bulan selama bertahun-tahun untuk melakukan eksperimen dan mengumpulkan data sains.
Dikatakannya, "Beresheet 2" berencana untuk melakukan pendaratan di sisi jauh Bulan . Hanya China yang melakukan soft landing sisi jauh, pada 2019 lalu.
Dua pesawat luar angkasa Israel ini akan menjadi yang terkecil yang pernah diluncurkan ke luar angkasa karena bobotnya hanya 120 kilogram dengan bahan bakar dan 60 kg tanpa bahan bakar.
SpaceIL memimpin proyek ini bekerja sama dengan Badan Antariksa Israel, Kementerian Sains dan Teknologi, dan Industri Pesawat Terbang Israel.
(ysw)
tulis komentar anda