Gelapkan Eropa, Letusan Dahsyat Gunung Samalas di Lombok Ubah Dunia

Minggu, 10 Oktober 2021 - 10:12 WIB
Sisa-sisa letusan Gunung Samalas di Lombok yang mampu mengubah dunia. FOTO/ IST
LOMBOK - Gunung Samalas merupakan salah satu gunung yang meletus dahsyat selain letusan Gunung Tambora dan Gunung Krakatau. Hal ini dibuktikan oleh peneliti bernama Franck Lavigne dari Universite Paris Pantheon-Sorbonne bersama 14 peneliti gunung api lainnya.

Pada abad ke-13, Eropa Barat mengalami apa yang disebut sebagai tahun “tahun yang gelap” atau “tahun yang berkabut”.

Mengutip dari berbagai makalah Source of the great A.D, para ilmuwan menduga bahwa periode gelap tersebut ada kaitannya dengan letusan gunung api yang menghasilkan aerosol sulfat, yang dapat menyebabkan perubahan iklim, kerusakan ozon, dan mengganggu keseimbangan radiasi atmosfer.



Tidak ada yang tahu sumber letusan dari mana hingga pada 2013, ahli gunung berapi dari Prancis Franck Lavigne dan tim akhirnya mengungkap bahwa letusan berasal dari Gunung Samalas yang ada di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Mereka tahu itu setelah mencocokkan sisa kandungan geokimia material vulkanis yang ditemukan dengan kandungan yang ada di Lombok.

Ia dengan yang lain menerbitkan makalah berjudul “Source of the great A.D. 1257 mystery eruption unveiled, Samalas volcano, Rinjani Volcanic Complex, Indonesia” dalam Proceedings of the National Academy of Sciences (no. 42, vol. 110, 2013).

Selain itu, tim Lavigne pada kala itu juga melibatkan geolog-geolog Indonesia, yaitu Indyo Pratomo (Geolog Museum Geologi), Danang Sri Hadmoko (Faklutas Geografi, Universitas Gadjah Mada), dan Surono (mantan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi).

Salah satu temuan mereka adalah ‘erupsi misterius’ yang berdasarkan penanggalanradiocarbonterjadi antara kurun 1257-1259. Timnya memperkirakan erupsi misterius itu lebih kolosal daripada erupsi Krakatau 1881 dan Tambora 1815.

Letusan tersebut melepaskan 40 kilometer kubik abu ke angkasa hingga setinggi 43 kilometer, yang terus mengelilingi bumi beberapa lama. Total magma yang dilepaskannya sebesar 40,2 ± 3 km3 DRE (Dense Rock Equivalentatau kesetaraan volume batuan yang dierupsikan).

Dengan volume tersebut itulah diperkirakan letusannya bermagnitudo 7. Perbandingan geokimia pecahan gelas yang ditemukan di inti es dengan material hasil letusan tahun 1257 menunjukkan kemiripan, sehingga menjadi rujukan yang memperkuat hubungan letusan tahun 1257. Dengan demikian, letusan ini menjadi salah satu letusan terbesar selama holosen hingga menyebabkan anomali iklim pada 1258, utamanya di belahan utara bumi.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More