Teliti Kappa-1 Ceti, NASA Yakin Bayi Matahari Lebih dari Satu
Senin, 08 November 2021 - 08:27 WIB
NEW YORK - Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), menemukan adanya bintang baru di tata surya yang dinamai Kappa-1 Ceti. Benda antariksa itu diyakini sebagai bayi Matahari.
Matahari kita sendiri saat ini menurut para ilmuwan telah berusia sekitar 4,6 miliar tahun. Seperti dikutip dari Universe Today, saat ini, tim ilmuwan mempelajari doppelganger Matahari muda yang dikenal sebagai Kappa-1 Ceti tersebut.
Bintang ini telah dipelajari sejak tahun 1940-an. Kappa-1 Ceti sangat mirip dengan Matahari kita dalam hal massa dan logam, tetapi usianya "baru" sekitar 600 juta tahun.
Untuk penelitian ini, tim mengintegrasikan data pengamatan Kappa-1 Ceti dengan model surya evolusioner. Dari sini, mereka bisa membuat prediksi tentang bagaimana Matahari berperilaku pada usia yang sama.
Berdasarkan model mereka, Matahari kemungkinan berotasi sekitar tiga kali lebih cepat daripada sekarang, memiliki medan magnet yang jauh lebih kuat, dan bayi Matahari ini tidak hanya 1.
Salah satu peneliti NASA , Vladimir Airapetian, mengatakan, seperti halnya balita, bayi Matahari ini punya ledakan api aktif yang tinggi dengan energi luar biasa yang mampu melontarkannya jarak jauh melalui angin spektrum antariksa.
"Bayangkan, aku bisa melihat foto penampakan Matahari yang lebih muda saat ini, yang mungkin sebelumnya sudah terhapus dari data. Mereka memang kerabat dekat dan bisa membantu kami merekonstruksi penampakan Matahari besar saat masih bayi," tuturnya.
Penelitian ini, kata peneliti, masih berupa studi awal. Mereka pun membuka kemungkinan baru setelah penemuan Kappa-1 Ceti itu, yaitu adanya bintang lain yang mirip Matahari dengan berbagai usia.
Sebab, mereka meyakini satu dari 10 bintang yang miliaran jumlahnya di antariksa ada yang memiliki penampakan serupa Matahar i. Dengan demikian, Matahari yang ada di alam semesta, bukan cuma ada satu yang selama ini diketahui masyarakat.
Matahari kita sendiri saat ini menurut para ilmuwan telah berusia sekitar 4,6 miliar tahun. Seperti dikutip dari Universe Today, saat ini, tim ilmuwan mempelajari doppelganger Matahari muda yang dikenal sebagai Kappa-1 Ceti tersebut.
Bintang ini telah dipelajari sejak tahun 1940-an. Kappa-1 Ceti sangat mirip dengan Matahari kita dalam hal massa dan logam, tetapi usianya "baru" sekitar 600 juta tahun.
Untuk penelitian ini, tim mengintegrasikan data pengamatan Kappa-1 Ceti dengan model surya evolusioner. Dari sini, mereka bisa membuat prediksi tentang bagaimana Matahari berperilaku pada usia yang sama.
Berdasarkan model mereka, Matahari kemungkinan berotasi sekitar tiga kali lebih cepat daripada sekarang, memiliki medan magnet yang jauh lebih kuat, dan bayi Matahari ini tidak hanya 1.
Salah satu peneliti NASA , Vladimir Airapetian, mengatakan, seperti halnya balita, bayi Matahari ini punya ledakan api aktif yang tinggi dengan energi luar biasa yang mampu melontarkannya jarak jauh melalui angin spektrum antariksa.
"Bayangkan, aku bisa melihat foto penampakan Matahari yang lebih muda saat ini, yang mungkin sebelumnya sudah terhapus dari data. Mereka memang kerabat dekat dan bisa membantu kami merekonstruksi penampakan Matahari besar saat masih bayi," tuturnya.
Penelitian ini, kata peneliti, masih berupa studi awal. Mereka pun membuka kemungkinan baru setelah penemuan Kappa-1 Ceti itu, yaitu adanya bintang lain yang mirip Matahari dengan berbagai usia.
Sebab, mereka meyakini satu dari 10 bintang yang miliaran jumlahnya di antariksa ada yang memiliki penampakan serupa Matahar i. Dengan demikian, Matahari yang ada di alam semesta, bukan cuma ada satu yang selama ini diketahui masyarakat.
(wbs)
tulis komentar anda