Dokter dan Pakar Pangan: Air Galon Guna Ulang Aman dan Belum Pernah Sebabkan Kanker
Selasa, 16 November 2021 - 14:15 WIB
JAKARTA - Air minum kemasan galon guna ulang yang sudah mengantongi izin edar sejauh ini terbukti aman untuk dikonsumsi. Belum pernah ditemukan kasus air kemasan galon guna ulang menyebabkan kanker dan menimbulkan gangguan pada janin.
Dokter spesialis onkologi Dr Bajuadji SpB (K) Onk MARS menjelaskan, kanker itu merupakan sekelompok penyakit yang ditandai oleh pertumbuhan yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel abnormal. Kanker itu dibagi dua, yaitu yang solid (padat) seperti kanker payudara, kanker usus besar, dan yang non solid seperti kanker darah (leukemia).
“Jadi, penyebab kanker yang paling utama adalah faktor genetik,” ujar dokter Bajuadji dalam acara webinar diskusi media bertajuk “Keamanan Menggunakan Air Galon Guna Ulang di Tengah Isu BPA” pada Selasa (16/11/2021). (Baca juga; Ingin Air Laut Bisa Jadi Air Minum, India Mulai Eksplorasi Laut Dalam )
Kedua, lanjut dokter Bajuadji, akibat faktor lingkungan, misalkan kebiasaan merokok, minum alkohol, terpapar sinar ultraviolet dari matahari, radiasi ionisasi. Kemudian faktor makanan yang mengandung zat kimia yang bersifat karsinogen seperti zat pewarna dan formalin.
“Jujur, saya sendiri belum pernah ada pasien yang datang karena riwayat penggunaan air galon isi ulang kemudian mengakibatkan terjadinya kelainan pada tubuhnya atau kelainan pada organ yang lain. Belum pernah ada untuk kasus keganasan (kanker) atau gangguan pencernaan pada orang dewasa yang datang berobat ke rumah sakit tempat saya praktik karena mengonsumsi air galon,” katanya.
Hal senada juga disampaikan dokter spesialis kebidanan dan kandungan Dr M Alamsyah Azis SpOG(K) MKes KIC dan pakar pangan dari Universitas Trilogi Hermawan Seftiono SSi MSi. Dokter Alamsyah mengatakan, belum ada seorang ibu hamil yang janinnya terganggu kesehatannya karena mengonsumsi air galon guna ulang.
Dia mengatakan bahwa faktor utama yang mempengaruhi kesehatan janin itu adalah asupan gizi. “Jadi, saya belum pernah menemukan dari pasien ada keluhan karena mengonsumsi air galon guna ulang,” tukasnya. (Baca juga; Percepat Akses Air Minum dan Sanitasi Layak di Indonesia )
Sedangkan Hermawan menambahkan, berdasarkan pengujian yang dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), air galon guna ulang dinyatakan aman untuk dikonsumsi. Sebab, migrasi BPA-nya hanya 0,033 bpj atau jauh di bawah batas maksimal migrasi yang telah ditetapkan BPOM yaitu 0,6 bpj.
Selain itu, menurut Hermawan, jika sudah memiliki izin edar, berarti produk air galon guna ulang itu pasti sudah memiliki SNI (Standar Nasional Indonesia). Artinya, sudah melewati pengujian di laboratorium berakreditasi. “Jadi, sebenarnya dengan memakai air galon yang telah memenuhi standar SNI, produk itu sudah aman untuk dikonsumsi,” ujarnya.
Dokter spesialis onkologi Dr Bajuadji SpB (K) Onk MARS menjelaskan, kanker itu merupakan sekelompok penyakit yang ditandai oleh pertumbuhan yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel abnormal. Kanker itu dibagi dua, yaitu yang solid (padat) seperti kanker payudara, kanker usus besar, dan yang non solid seperti kanker darah (leukemia).
“Jadi, penyebab kanker yang paling utama adalah faktor genetik,” ujar dokter Bajuadji dalam acara webinar diskusi media bertajuk “Keamanan Menggunakan Air Galon Guna Ulang di Tengah Isu BPA” pada Selasa (16/11/2021). (Baca juga; Ingin Air Laut Bisa Jadi Air Minum, India Mulai Eksplorasi Laut Dalam )
Kedua, lanjut dokter Bajuadji, akibat faktor lingkungan, misalkan kebiasaan merokok, minum alkohol, terpapar sinar ultraviolet dari matahari, radiasi ionisasi. Kemudian faktor makanan yang mengandung zat kimia yang bersifat karsinogen seperti zat pewarna dan formalin.
“Jujur, saya sendiri belum pernah ada pasien yang datang karena riwayat penggunaan air galon isi ulang kemudian mengakibatkan terjadinya kelainan pada tubuhnya atau kelainan pada organ yang lain. Belum pernah ada untuk kasus keganasan (kanker) atau gangguan pencernaan pada orang dewasa yang datang berobat ke rumah sakit tempat saya praktik karena mengonsumsi air galon,” katanya.
Hal senada juga disampaikan dokter spesialis kebidanan dan kandungan Dr M Alamsyah Azis SpOG(K) MKes KIC dan pakar pangan dari Universitas Trilogi Hermawan Seftiono SSi MSi. Dokter Alamsyah mengatakan, belum ada seorang ibu hamil yang janinnya terganggu kesehatannya karena mengonsumsi air galon guna ulang.
Dia mengatakan bahwa faktor utama yang mempengaruhi kesehatan janin itu adalah asupan gizi. “Jadi, saya belum pernah menemukan dari pasien ada keluhan karena mengonsumsi air galon guna ulang,” tukasnya. (Baca juga; Percepat Akses Air Minum dan Sanitasi Layak di Indonesia )
Sedangkan Hermawan menambahkan, berdasarkan pengujian yang dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), air galon guna ulang dinyatakan aman untuk dikonsumsi. Sebab, migrasi BPA-nya hanya 0,033 bpj atau jauh di bawah batas maksimal migrasi yang telah ditetapkan BPOM yaitu 0,6 bpj.
Selain itu, menurut Hermawan, jika sudah memiliki izin edar, berarti produk air galon guna ulang itu pasti sudah memiliki SNI (Standar Nasional Indonesia). Artinya, sudah melewati pengujian di laboratorium berakreditasi. “Jadi, sebenarnya dengan memakai air galon yang telah memenuhi standar SNI, produk itu sudah aman untuk dikonsumsi,” ujarnya.
(wib)
tulis komentar anda