WHO Pastikan Ponsel Tidak Menyebabkan Kanker, Ini Riset Ilmiahnya

Selasa, 22 Oktober 2024 - 18:52 WIB
loading...
WHO Pastikan Ponsel...
VHO sebut ponsel tidak menyebab kanker. FOTO/ CNET
A A A
GENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Kementerian Kesehatan Selandia Baru vonis ponsel tidak ada hubungannya dengan kanker otak dan leher, demikian salah satu studi terbesar dan terlengkap.



Selama bertahun-tahun, anggapan umum adalah bahwa ponsel yang memancarkan gelombang radio, jenis radiasi non-pengion, dapat menyebabkan kanker otak atau bentuk tumor lainnya.

Namun, tinjauan tersebut, yang mencakup 64 studi observasional yang mendokumentasikan penggunaan ponsel dan dampaknya pada tubuh manusia, yang diterbitkan antara tahun 1994 dan 2022 dengan peserta dari 22 negara, telah menyatakan dengan jelas bahwa tidak ada hubungan antara jenis kanker apa pun yang disebabkan oleh penggunaan ponsel.

“Kami menyimpulkan bahwa bukti tidak menunjukkan adanya hubungan antara ponsel dan kanker otak atau kanker kepala dan leher lainnya.” tutur juru bicara WHO seperti dilansir dari Wion News.

Tinjauan tersebut mengamati kanker otak pada orang dewasa dan anak-anak, serta kanker kelenjar pituitari, kelenjar ludah, dan leukemia, serta risiko yang terkait dengan penggunaan ponsel, stasiun pangkalan, atau pemancar, serta paparan di tempat kerja.

Selain itu, penelitian tersebut mengklarifikasi bahwa tidak ada hubungan dengan kanker meskipun seseorang menggunakan ponsel selama 10 tahun atau lebih (penggunaan jangka panjang).

Yang penting, penelitian tersebut menunjukkan meskipun terjadi peningkatan penggunaan teknologi nirkabel dalam beberapa tahun terakhir, tidak ada peningkatan dalam kejadian kanker otak.

“Tidak ada pertanyaan utama yang diteliti yang menunjukkan peningkatan risiko," kata Mark Elwood, salah satu penulis studi dan profesor epidemiologi kanker di University of Auckland, Selandia Baru.

Khususnya, Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC), bagian dari WHO, yang mengklasifikasikan paparan gelombang radio sebagai kemungkinan karsinogen bagi manusia, pada tahun 2011.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2521 seconds (0.1#10.140)