Riset Biologi Molekuler Sebut Tikus Akan Lahirkan Covid-19 Baru
Sabtu, 20 November 2021 - 21:14 WIB
NEW JERSEY - Riset terbaru para ilmuwan biologi sebut tikus bisa menjadi pembawa virus seperti Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS) tanpa gejala (asimptomatik). Hal ini mempertegas wabah Covid-19 berikutnya akan lahir dari tikus.
Seperti dilansir dari Daily Mail Sabtu (20/11/2021), temuan itu diperoleh dari studi penelitian Universitas Princeton yang melakukan analisis genomik dari berbagai spesies mamalia dengan melihat secara khusus pada reseptor yang dibawa oleh virus SARS.
Para ahli menemukan bukti beberapa spesies tikus yang sebelumnya berulang kali terpapar Covid-19 menyebabkan hewan tersebut cenderung mengembangkan tingkat resistensi tertentu.
Studi tersebut dilakukan oleh Ahli Biologi Molekuler, Dr. Sean King dan Ilmuwan Komputer, Prof. Mona Singh dari universitas yang sama.
"Studi kami menunjukkan bahwa tikus yang telah hidup lama sebelumnya lebih mungkin terinfeksi virus seperti SARS berulang kali. Hal ini meningkatkan kemungkinan bahwa beberapa spesies tikus modern dapat menjadi pembawa virus SARS tanpa gejala, termasuk yang belum ditemukan," katanya.
SARS-CoV-2 adalah virus penyebab infeksi Covid-19 yang bersifat zoonosis artinya ditularkan dari hewan ke manusia.
Penelitian sebelumnya juga menunjukkan kelelawar tapal kuda di China memiliki berbagai jenis SARS tanpa menunjukkan gejala yang ekstrem.
Dengan demikian, mengidentifikasi hewan yang mungkin memiliki perlindungan serupa terhadap infeksi tersebut dan dapat berfungsi sebagai reservoir virus penting untuk mencegah wabah di masa depan.
Seperti dilansir dari Daily Mail Sabtu (20/11/2021), temuan itu diperoleh dari studi penelitian Universitas Princeton yang melakukan analisis genomik dari berbagai spesies mamalia dengan melihat secara khusus pada reseptor yang dibawa oleh virus SARS.
Para ahli menemukan bukti beberapa spesies tikus yang sebelumnya berulang kali terpapar Covid-19 menyebabkan hewan tersebut cenderung mengembangkan tingkat resistensi tertentu.
Studi tersebut dilakukan oleh Ahli Biologi Molekuler, Dr. Sean King dan Ilmuwan Komputer, Prof. Mona Singh dari universitas yang sama.
"Studi kami menunjukkan bahwa tikus yang telah hidup lama sebelumnya lebih mungkin terinfeksi virus seperti SARS berulang kali. Hal ini meningkatkan kemungkinan bahwa beberapa spesies tikus modern dapat menjadi pembawa virus SARS tanpa gejala, termasuk yang belum ditemukan," katanya.
SARS-CoV-2 adalah virus penyebab infeksi Covid-19 yang bersifat zoonosis artinya ditularkan dari hewan ke manusia.
Penelitian sebelumnya juga menunjukkan kelelawar tapal kuda di China memiliki berbagai jenis SARS tanpa menunjukkan gejala yang ekstrem.
Dengan demikian, mengidentifikasi hewan yang mungkin memiliki perlindungan serupa terhadap infeksi tersebut dan dapat berfungsi sebagai reservoir virus penting untuk mencegah wabah di masa depan.
(wbs)
tulis komentar anda