Prasasti Waqfiyya Ungkap Dokumentasi Wakaf Dua Desa di Palestina pada Abad Ke-9
Senin, 06 Desember 2021 - 09:43 WIB
PRASASTI Waqfiyya yang pernah dilelang pada 2015 di rumah lelang terkenal Christie’s mengungkapkan dokumentasi dua desa di Palestina pada abad ke-9. Prasasti Waqfiyya merupakan dokumen wakaf tertua dan terlengkap, tentang pemberian lahan pertanian dan pendirian dua desa, yaitu Kafr Kana dan Kafr Tabaria.
Prasasti Waqfiyya diukir di atas batu kapur yang lembut dalam tulisan kufic. Isi prasasti itu diuraikan oleh Prof Lotfi Abdeljaouad, seorang ahli epigrafi Arab di National Heritage Institute di Tunis. Abdeljaouad menerjemahkan isi prasasti itu atas permintaan Prof Mehmet Tutuncu, direktur Pusat Penelitian Dunia Turki dan Arab di Belanda.
Mehmet Tutuncu juga pemimpin redaksi International Journal of Turkology, mengetahui keberadaan Prasasti Waqfiyya dari katalog lelang Christie. Rumah lelang Cristie’s mendeskripsikan Prasasti Waqfiyya sebagai "prasasti marmer kaligrafi yang besar dan mengesankan". Tingginya 118,7 sentimeter (hampir 47 inci) dan lebar 54 sentimeter, berasal dari Timur Dekat atau Mesir dari sekitar tahun 880-900.
Abdeljaouad dalam makalahnya yang diterbitkan pada bulan Desember ini di International Journal of Turkology menjelaskan, wakaf melibatkan pemberian dua lahan pertanian di Palestina pada abad kesembilan, lengkap dengan hewan berkualitas yang diperlukan untuk mengolah tanah. Properti itu diberikan kepada orang miskin, atas nama Allah.
Kemungkinan besar wakaf diberikan seorang dermawan berpangkat tinggi yang bekerja melayani khalifah. Dalam terjemahannya, Abdeljaouad menyebutkan pemberi wakaf adalah Abu Shalih Hayr al-Hadim (atau al-Khadim). Dia disebutkan sebagai "mawla" atau klien dari Khalifah Abbasiyah al-Mu'tazz b'illah yang memerintah hanya tiga tahun dari tahun 866 hingga 869.
“Ini adalah teks paling awal yang datang kepada kami yang lengkap dan sempurna dengan deskripsi lengkap tentang aturan wakaf,” kata Tutuncu dikutip SINDOnews, Senin (6/12/2021) dari laman haaretz. (Baca juga; Penemuan Batu Meriam Bertulisan Arab di Israel, Saksi Pengepungan Benteng di Kota Arsuf )
Tutuncu mengatakan Prasasti Waqfiyya menyimpan isi yang penting tentang sebuah perwalian wakaf didirikan termasuk dua desa: Kafr Kana dan Kafr Tabaria di Palestina pada abad kesembilan. Wakaf termasuk 40 kuda dan 25 bagal yang sehat didatangkan dari Damaskus, serta fasilitas industri, untuk kepentingan orang miskin.
“Wakaf seharusnya abadi, tetapi keadaan politik dan perubahan rezim membuatnya menghilang. Dalam hal ini, saya pikir wakaf berhenti setelah penaklukan Yerusalem pada tahun 1099, karena properti diambil alih oleh penguasa baru,” jelas Tutuncu. (Baca juga; Situs Bangunan Universitas Islam Pertama di Dunia dari Abad Ke-12 Ditemukan di Turki )
Tutuncu mengatakan, tidak ada orang di sekitar untuk menghidupkan kembali wakaf dan itu menghilang dari kesadaran orang-orang Muslim. Namun, dari prasasti yang tersisa ini, menjadi saksi bisu atas sikap kedermawanan dan kesalehan yang bersejarah.
Isi sebagian prasasti yang diterjemahkan Prof Lotfi Abdeljaouad sebagai berikut; “’Dengan menyebut nama Allah, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,’ prasasti yang tidak dapat dibatalkan itu dimulai. Abu Shalih Hayr al-Hadim (atau al-Khadim) memberikan sedekah tanah pertaniannya di Kafr Tabaria dan semua tanahnya di Kafr Kana, dengan cara wakaf yang tidak dapat diganggu gugat, yang tidak boleh dijual atau diberikan atau dialihkan dalam warisan atau rusak karena riba, atau dimodifikasi, menjadi lebih baik atau lebih buruk.”
Prasasti Waqfiyya diukir di atas batu kapur yang lembut dalam tulisan kufic. Isi prasasti itu diuraikan oleh Prof Lotfi Abdeljaouad, seorang ahli epigrafi Arab di National Heritage Institute di Tunis. Abdeljaouad menerjemahkan isi prasasti itu atas permintaan Prof Mehmet Tutuncu, direktur Pusat Penelitian Dunia Turki dan Arab di Belanda.
Mehmet Tutuncu juga pemimpin redaksi International Journal of Turkology, mengetahui keberadaan Prasasti Waqfiyya dari katalog lelang Christie. Rumah lelang Cristie’s mendeskripsikan Prasasti Waqfiyya sebagai "prasasti marmer kaligrafi yang besar dan mengesankan". Tingginya 118,7 sentimeter (hampir 47 inci) dan lebar 54 sentimeter, berasal dari Timur Dekat atau Mesir dari sekitar tahun 880-900.
Abdeljaouad dalam makalahnya yang diterbitkan pada bulan Desember ini di International Journal of Turkology menjelaskan, wakaf melibatkan pemberian dua lahan pertanian di Palestina pada abad kesembilan, lengkap dengan hewan berkualitas yang diperlukan untuk mengolah tanah. Properti itu diberikan kepada orang miskin, atas nama Allah.
Kemungkinan besar wakaf diberikan seorang dermawan berpangkat tinggi yang bekerja melayani khalifah. Dalam terjemahannya, Abdeljaouad menyebutkan pemberi wakaf adalah Abu Shalih Hayr al-Hadim (atau al-Khadim). Dia disebutkan sebagai "mawla" atau klien dari Khalifah Abbasiyah al-Mu'tazz b'illah yang memerintah hanya tiga tahun dari tahun 866 hingga 869.
“Ini adalah teks paling awal yang datang kepada kami yang lengkap dan sempurna dengan deskripsi lengkap tentang aturan wakaf,” kata Tutuncu dikutip SINDOnews, Senin (6/12/2021) dari laman haaretz. (Baca juga; Penemuan Batu Meriam Bertulisan Arab di Israel, Saksi Pengepungan Benteng di Kota Arsuf )
Tutuncu mengatakan Prasasti Waqfiyya menyimpan isi yang penting tentang sebuah perwalian wakaf didirikan termasuk dua desa: Kafr Kana dan Kafr Tabaria di Palestina pada abad kesembilan. Wakaf termasuk 40 kuda dan 25 bagal yang sehat didatangkan dari Damaskus, serta fasilitas industri, untuk kepentingan orang miskin.
“Wakaf seharusnya abadi, tetapi keadaan politik dan perubahan rezim membuatnya menghilang. Dalam hal ini, saya pikir wakaf berhenti setelah penaklukan Yerusalem pada tahun 1099, karena properti diambil alih oleh penguasa baru,” jelas Tutuncu. (Baca juga; Situs Bangunan Universitas Islam Pertama di Dunia dari Abad Ke-12 Ditemukan di Turki )
Tutuncu mengatakan, tidak ada orang di sekitar untuk menghidupkan kembali wakaf dan itu menghilang dari kesadaran orang-orang Muslim. Namun, dari prasasti yang tersisa ini, menjadi saksi bisu atas sikap kedermawanan dan kesalehan yang bersejarah.
Isi sebagian prasasti yang diterjemahkan Prof Lotfi Abdeljaouad sebagai berikut; “’Dengan menyebut nama Allah, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,’ prasasti yang tidak dapat dibatalkan itu dimulai. Abu Shalih Hayr al-Hadim (atau al-Khadim) memberikan sedekah tanah pertaniannya di Kafr Tabaria dan semua tanahnya di Kafr Kana, dengan cara wakaf yang tidak dapat diganggu gugat, yang tidak boleh dijual atau diberikan atau dialihkan dalam warisan atau rusak karena riba, atau dimodifikasi, menjadi lebih baik atau lebih buruk.”
(wib)
tulis komentar anda