Biden Perpanjang Operasional Stasiun Luar Angkasa ISS hingga 2030
Sabtu, 01 Januari 2022 - 15:03 WIB
WASHINGTON - Presiden AS Joe Biden telah berkomitmen untuk memperpanjang operasi Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) hingga 2030. Ini sekaligus melanjutkan kerjasama di bidang luar angkasa dengan Rusia dan sejumlah negara mitranya.
Dilansir dari Reuters, Sabtu (1/1/2022), administrator NASA Bill Nelson mengatakan, pemerintahan Biden telah berkomitmen untuk bekerja dengan Rusia dan mitra internasionalnya untuk melanjutkan penelitian di laboratorium yang mengorbit selama sisa dekade ini.
"Rusia dan Amerika Serikat telah memiliki kerja sama yang erat di Stasiun Luar Angkasa Internasional selama lebih dari dua dekade," terangnya.
Stasiun ISS akan beroperasi hingga 2030 jika disetujui oleh mitra internasional dan didanai oleh Kongres AS. Saat ini, Kongres telah menyetujui pendanaan hingga 2024.
Kantor berita Interfax mengatakan pada bulan Agustus bahwa Rusia dan Amerika Serikat akan terus bekerja sama di ISS setelah 2024, mengutip seorang pejabat senior di badan antariksa Rusia Roscosmos.
"Semakin banyak negara yang aktif di luar angkasa, Amerika Serikat akan terus memimpin dunia dalam menumbuhkan aliansi internasional dan mencontohkan aturan dan norma untuk penggunaan ruang yang damai dan bertanggung jawab," kata Nelson.
Pejabat AS mengatakan pada November, sempat terjadi ketengangan ketika Rusia melakukan uji coba rudal anti-satelit. Uji coba itu menghasilkan bidang puing di orbit rendah Bumi yang membahayakan stasiun ISS.
Apa yang dilakukan Rusia dianggap akan menimbulkan bahaya bagi kegiatan luar angkasa selama bertahun-tahun.
Seperti diketahui, ketegangan antara Rusia dan Amerika Serikat tidak hanya terbatas pada masalah yang berkaitan dengan ruang angkasa. Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin juga saling ancam tentang Ukraina.
Namun beberapa pihak optimistis bahwa pembicaraan diplomatik pada Januari dapat meredakan ketegangan yang meningkat.
Dilansir dari Reuters, Sabtu (1/1/2022), administrator NASA Bill Nelson mengatakan, pemerintahan Biden telah berkomitmen untuk bekerja dengan Rusia dan mitra internasionalnya untuk melanjutkan penelitian di laboratorium yang mengorbit selama sisa dekade ini.
"Rusia dan Amerika Serikat telah memiliki kerja sama yang erat di Stasiun Luar Angkasa Internasional selama lebih dari dua dekade," terangnya.
Stasiun ISS akan beroperasi hingga 2030 jika disetujui oleh mitra internasional dan didanai oleh Kongres AS. Saat ini, Kongres telah menyetujui pendanaan hingga 2024.
Kantor berita Interfax mengatakan pada bulan Agustus bahwa Rusia dan Amerika Serikat akan terus bekerja sama di ISS setelah 2024, mengutip seorang pejabat senior di badan antariksa Rusia Roscosmos.
"Semakin banyak negara yang aktif di luar angkasa, Amerika Serikat akan terus memimpin dunia dalam menumbuhkan aliansi internasional dan mencontohkan aturan dan norma untuk penggunaan ruang yang damai dan bertanggung jawab," kata Nelson.
Pejabat AS mengatakan pada November, sempat terjadi ketengangan ketika Rusia melakukan uji coba rudal anti-satelit. Uji coba itu menghasilkan bidang puing di orbit rendah Bumi yang membahayakan stasiun ISS.
Apa yang dilakukan Rusia dianggap akan menimbulkan bahaya bagi kegiatan luar angkasa selama bertahun-tahun.
Seperti diketahui, ketegangan antara Rusia dan Amerika Serikat tidak hanya terbatas pada masalah yang berkaitan dengan ruang angkasa. Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin juga saling ancam tentang Ukraina.
Namun beberapa pihak optimistis bahwa pembicaraan diplomatik pada Januari dapat meredakan ketegangan yang meningkat.
(ysw)
tulis komentar anda